Bisnis.com, JAKARTA-- Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan kelainan perkembangan syaraf yang biasanya terjadi pada usia dini. Para penderita penyakit ini ditandai dengan terganggunya interaksi sosial dan kesulitan berkomunikasi. Autisme adalah salah satu dari jenis ASD yang cukup parah dan banyak terjadi di Indonesia.
Menurut data PT Cordlife Persada, di Indonesia terdapat 477.000 penyandang austisme. Data tersebut menyebutkan 1 dari 500 anak-anak di Indonesia menyandang autisme setiap tahunnya. Para pasien yang menderita ASD tidak bisa disembuhkan. Pengobatan penderita ASD hanya seputar perawatan yang bersifat suportif, seperti membantu memperbaiki interaksi, keterampilan komununikasi dan fleksibilitas sosial.
Bekerja sama dengan Duke Medicine,PT Cordlife Persada membantu anak-anak penyandang austisme untuk melakukan uji coba pengobatan terobosan dari hasil penelitian Duke Medicine. Penelitian ini akan menguji validitas penggunaan sel punca darah tali pusar para penderita ASD yang disimpan secara khusus untuk mengobati austisme.
Sistem pengobatan yang sedang diteliti ini diarahkan agar bisa mengobati beberapa penyakit lainnya seperti stroke, kelumpuhan otak besar dan kelainan fungsi otak lainnya.
"Program penelitian ini meneguhkan anggapan yang telah lama kami yakini kebenarannya, yaitu bahwa potensi pemanfaatan darah tali pusat dan membran tali pusat di masa depan akan berjalan seiring dengan kemajuan terapi sel," tutur Jeremy Yee, selaku CEO Cordlife dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.
Hasil penelitian Duke Medicine menunjukkan darah tali pusat terbukti mampu mengurangi dampak klinis dan radiografis dari cedera otak hipoksik dan stroke. Dampak pengurangan dari cedera terlihat pada hewan percobaan dan bayi penderita hypoxic ischemic encephalopathy.
Darah tali pusat ini bertumbuh kembang di otak sehingga bisa membantu memperbaiki sel saraf pada hewan percobaan dan pada para penderita gangguan metabolisme bawaan. Dalam penelitian ini, para peneliti memiliki hipotesis bahwa pemberian sel darah tali pusat yang diambil dari penderita itu sendiri dapat memberikan perlindungan dan penyembuhan saraf pada otak.
Selain itu, mengurangi peradangan akibat kelainan tersebut. Dengan begitu, tujuan penelitian ini diarahkan untuk menentukan apakah Single Intravenous Infusion of Autologous Umbilical Cord Blood aman untuk anak penderita ASD.
Uji coba program klinis terhadap penyandang autisme tentunya harus memenuhi syarat yang ditentukan oleh Duke Medicine. Partisipan bisa laki-laki ataupun perempuan, namun harus berumur di atas 24 bulan dan di bawah 72 bulan pada kunjungan pertama. Selain kedua syarat tersebut, masih ada beberapa syarat klinis yang harus dipenuhi oleh partisipan.