Bisnis.com, JAKARTA--Museum Tekstil Jakarta dan Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) menyelenggarakan pameran batik pesisir selatan Jabar sebagai apresiasi terhadap kreasi budaya Nusantara.
Sekitar 70 kain batik dari daerah pesisir selatan Jabar, seperti Tasikmalaya, Garut, Cianjur, dan Sukabumi dipamerkan selama 15 Oktober-26 Oktober 2014. Koleksi yang dipamerkan merupakan hasil karya seniman dan perajin batik binaan YBJB.
Peneliti Batik Sunda dari ITB Yanyan Suryana menuturkan selama ini, batik selalu dikaitkan dengan kebudayaan Jawa, khususnya Yogyakarta dan Surakarta. Padahal, di tanah Pasundan, batik atau euyeuk telah eksis sejak abad ke-5.
Setelah lama tenggelam, gerakan revitalisasi batik sunda baru digaungkan kembali pada 2000. Momen tersebut seiring dengan proses pendaftaran dan manifestasi batik sebagai warisan pusaka dunia dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) pada 2009.
"Batik Sunda punya estetika tersendiri. Kalau di pesisir selatan, ragam motifnya seperti rereng, merak ngibing, dan bulu hayam," ujar Yanyan dalam diskusi buku, Rabu (15/10/2014).
Selain kekhasan ragam hias, lanjutnya, batik pesisir selatan Jabar juga memiliki warna yang khas, misalnya bereum euceuy, koneng, bulaho, dan gandaria.
Berbeda dengan batik Jawa keraton yang kental dengan unsur filosifis, batik pesisir selatan Jabar cenderung bersifat kontemporer modern dengan pola gambar kreatif.
Motif yang diaplikasikan pada kain batik banyak dipengaruhi oleh flora dan fauna, seperti kupu-kupu, anggrek, ayam pelung, bangau, dan merak khas Tasik dan Garut, serta pohon pala dan penyu khas batik Sukabumi.