Bisnis.com, JAKARTA— Penyair Sapardi Djoko Damono meluncurkan novel "Trilogi Soekram" di Jakarta, Minggu.
Trilogi itu merupakan gabungan dari tiga buku berjudul "Pengarang Telah Mati", "Pengarang Belum Mati" dan "Pengarang Tak Pernah Mati" yang telah diterbitkan pada 2012.
Trilogi Soekram mengisahkan tokoh Soekram yang keluar dari cerita dan menggugat pengarang yang tidak sempat menyelesaikan tulisannya karena telah wafat.
Kisah Soekram dari bagian pertama mengambil latar belakang kerusuhan 1998.
"Tokoh ini 'melompat' dari novel lalu bertemu saya. Kemudian saya diminta menulis lagi tentang Soekram," papar penyair berusia 75 tahun itu di Jakarta, Minggu.
Bagian kedua mengisahkan pengarang Soekram, yang dikira telah mati, ternyata masih hidup.
Di buku ketiga, tokoh Soekram memilih untuk mengarang sendiri ceritanya. "Di sini ditulis tentang pertemuan Soekram dengan semua tokoh yang telah dibuat sebelumnya oleh penulis lain," tutur dia.
Peraih penghargaan Akademi Jakarta untuk pencapaian bidang kebudayaan pada 2012 silam itu ingin mengangkat hubungan rumit antara pengarang dengan tokoh ciptaannya dalam "Trilogi Soekram".
Pencipta puisi "Hujan Bulan Juni" itu mempertanyakan tentang hubungan penulis dan apa yang ditulis.
Penulis yang merupakan makhluk ciptaan Tuhan akan tiada, sementara karya yang ditulis dapat abadi. "Ciptaan manusia malah tidak mati, tetapi ciptaan Tuhan mati. Itu yang saya pikirkan (saat menulis Soekram)," tutur peraih SEA-WRITE AWARD dari Thailand pada 1986 tersebut