Bisnis.com, JAKARTA – Untuk melengkapi kebutuhan gizi, tak jarang orang mengonsumsi suplemen. Namun, kebiasaan itu perlu diimbangi dengan pengetahuan mengenai dosis yang tepat, sebab konsumsi suplemen yang berlebihan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan hipervitaminosis.
Dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Yoga Devaera menjelaskan, istilah ini merupakan sebutan bagi kondisi tubuh yang terlalu banyak vitamin, sehingga mempunyai efek negatif.
Yoga mengatakan, tubuh sebetulnya memiliki kondisi untuk menyeleksi kadar vitamin yang berlebihan dalam tubuh melalui urin, tetapi sayangnya tidak berlaku bagi vitamin A.
“Ini karena sifat vitamin tersebut yang tidak dapat larut dalam air, sehingga bila tubuh terlalu banyak mengonsumsinya, maka vitamin A akan mengendap dalam lemak. Jika endapan tersebut terakumulasi akan menyebabkan kondisi yang disebut hipervitaminosis vitamin A,” ujarnya.
Untuk itu, perlu memerhatikan batas maksimal tubuh mengonsumsi mikronutrien. Misalnya, tubuh dapat mengonsumsi vitamin A tidak lebih dari 25.000 IU hingga 50.000 IU per hari. Jika melebihi kadar tersebut, maka gejala hipervitaminosis vitamin A akan mulai terasa.
Adapun gejalanya antara lain penglihatan menjadi kabur, nyeri pada tulang, nafsu makan berkurang, pusing, gampang mengantuk, gampang marah, kerusakan hati, mual, muntah, dan masih banyak lainnya. Tingkatannya pun ada dua tahap, yakni hipervitamionis akut bila tubuh kelebihan vitamin A dalam waktu singkat, dan hipervitaminosis kronis bila dalam jangka waktu panjang.