Peluncuran buku Voicing the Voiceless/JIBI-Duwi Setiya Ariyanti
Fashion

Buku Voicing the Voiceless: Gali Potensi dari Kehidupan di Balik Jeruji Besi

Duwi Setiya Ariyanti
Kamis, 7 Mei 2015 - 10:01
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-- Berawal dari pengalaman Evy Amir Syamsudin mendampingi mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsudin melihat langsung kehidupan di Lembaga Pemasyarakatan, buku Voicing The Voiceless diterbitkan.

Pengalaman selama 3 tahun menyaksikan keseharian warga binaan, membuat Evy terketuk untuk berbuat lebih banyak. Bersama organisasi Persatuan Dharma Wanita, berbagai kegiatan telah dilakukan dengan mengunjungi berbagai Lembaga Pemasyarakatan (lapas) di Indonesia.

Nalurinya sebagai pengusaha muncul saat melihat potensi di balik stigma negatif masyarakat terhadap warga binaan. Apalagi, terdapat 160.000 warga binaan yang menghuni lapas. Berangkat dari hal itu pula, berbagai pameran yang menampilkan buah karya penghuni Lapas. Hasil pameran itu pula yang menyisakan inspirasi untuk menuangkannya ke dalam sebuah buku.

"Dari situ jadinya saya tertarik untuk terlibat langsung di dalamnya. Mereka banyak menciptakan karya-karya yang unggul, berkualitas, dan tentunya memiliki nilai yang ekonomis," ujarnya dalam acara peluncuran buku Voicing the Voiceless di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Melalui buku ini, Evy pun ingin berbagi pengalamannya. Terutama, membuang stigma negatif yang memandang warga binaan berupaya mengubah pandangan masyarakat tentang penjara dengan melihat nilai-nilai kemanusiaan yang ada di dalamnya. Terbukti dengan baiknya respons yang didapat pada pameran yang telah terselenggara berdasarkan hasil karya warga binaan.

Evy beserta anggota Dharwa Wanita lainnya, sepakat untuk memberikan ruang bagi warga binaan untuk mengembangkan potensi diri di bidang seni. Dengan menggagas Napi Craft, sebuah pameran industri kreatif yang mengumpulkan dan memasarkan hasil terbaik karya narapina dari lapas seluruh Indonesia, Persatuan Dharma Wanita Indonesia ingin menujukkan dukungannya terhadap karya seni para napi di seluruh Indonesia.

"Saya ajak anggota Dharma Wanita lainnya untuk mengadakan pameran Napi Craft. Ini kesempatan buat mereka untuk memamerkan hasil karyanya berupa bola kaki, sarung tangan, sepatu kulit, dan lain sebagainya," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, dia juga mendirikan Second Chance Foundation untuk memfasilitasi potensi warga binaan. Tak hanya menggelar berbagai pelatihan, melalui yayasan ini, dia pun akan menggalang dana dan memasarkan karya warga binaan. Sehingga, saat warga binaan kembali ke masyarakat memiliki bekal dan berdaya saing.

"Ini juga merupakan wujud komitmen dan tindak lanjut dari aktivitas saya saat mendampingi suami saya saat menjadi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia periode 2011 hingga 2014," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro