2. Soto Ahri
Bila Anda termasuk salah seorang penggemar soto, tak lengkap rasanya tanpa mencicipi Soto Ahri. Soto asli Garut ini telah ada sejak 1943. Seperti namanya, soto ini dipopulerkan oleh H.Ahri. Namun, akibat rasanya yang tak terlupakan membuat Deden Agustian, generasi ketiganya meneruskan usaha keluarga.
Tanpa menghapus resep yang ada sejak awal, Deden membawa semua bahan-bahannya dari Garut. Kedainya di Bandung baru berdiri pada 2004. Dia menilai usaha keluarganya tak akan bisa sampai saat ini tanpa komitmen menjaga citarasa. Dengan memperhatikan semua detail dari setiap bahannya, dia meyakini hal itulah yang membuat pengunjung akan kembali menikmati kesegaran sotonya. Bumbu, kacang kedelai, kecap bahkan teh yang disajikan khusus didatangkan dari Garut.
"Enggak tahu ya, semuanya ngaruh. Air yang beda aja ngaruh sama rasa. Makanya bumbu diimpor dari Garut," ujarnya.
Kacang kedelai yang disandingkan dengan seporsi soto adalah jenis kacang gapros yang tak bisa ditemukan di tempat lain. Begitu pula dengan kecap cap kunci yang merupakan hasil pabrik rumahan, kerupuk kulit dan teh yang tumbuh di Garut.
"Nteh, kecap cap kunci, kerupuk kulit, kacang gapros garut. Semua dari Garut," katanya.
Selain bahan, cara pengolahannya pun tak luput dari perhatian. Penggunaan alat masak tradisional tetap digunakan demi rasa yang sama. Dagingnya, khusus menggunakan daging sapi lokal yang masih muda. Tujuannya, agar mendapat kaldu berkualitas baik. Pasalnya, penggunaan daging sapi impor akan mengurangi kualitas kaldunya. Daging, katanya, dimasak selama tiga sampai empat jam. Khusus di Bandung, tak ada daging jeroan seperti usus atau babat yang digunakan. Untuk kuahnya, santan, kunyit dan rempah-rempah yang dihaluskan disatukan. Tak heran dengan cara seperti ini, Deden menghabiskan hingga 35 kg daging sapi per harinya dari sebelumnya yang hanya 3 kg.
"Kalau daging impor, kan dipres jadi enggak keluar kaldu. Kalau sapi lokal, kaldunya bagus. Daging muda, daging ABG. Dimasak 3 sampai 4 jam," katanya.
Seporsi soto dengan potongan daging sapi serta seledri, bawang goreng sebagai toppingnya. Sebagai pelengkap, perasan jeruk nipis dan kacang kedelai bisa turut ditambahkan ke dalam mangkuk. Renyahnya kacang, bercampur dengan kuah yang segar dan daging yang begitu empuk. Kesegaran semakin sempurna saat Anda meneguk teh tawar sebagai penutup kesempatan santap Anda di kedai ini. Untuk menikmatinya cukup membayar Rp21.000. Jangan datang terlalu sore, agar Anda tak kecewa karena gagal menikmati segarnya Soto Ahri.