Bisnis.com, JAKARTA - Penyair perempuan muda asal Cirebon Nissa Rengganis menjadi salah satu peraih Anugerah Hari Puisi Indonesia 2015, Selasa (8/9) malam kemarin. Nissa terpilih lewat buku puisinya berjudul Manuskrip Sepi yang baru dilaunching akhir Agustus kemarin.
Karya Nissa terpilih dari penjurian Sutardji Calzoum Bachri, Maman Mahayana, dan Abdul Hadi W.M. Selain Manuskrip Sepi, dewan juri juga memilih empat buku puisi terbaik a.l. Perahu Badik karya Aspar Paturusi (Makassar), Tasbih Merapi karya Hamdy Salad (Jogjakarta), Susi karya Gus TF (Sumbar) dan Tersebab Daku Melayu karya Taufik (Riau).
Bagi Nissa, antalogi puisi Manuskrip Sepi sebagai upayanya menjaga ingatan. Dalam Sipon, dia berharap agar pembacanya tidak melupakan Widji Thukul sebagai seorang manusia biasa. Manusia yang seharusnya berdaulat atas nasib napasnya. Manusia yang memiliki orang-orang yang dikasihi dan mengasihi dirinya. Manusia dengan keluarga yang semerta-merta harus ditinggalkan tanpa mendapat sedikit pun penjelasan.
"Saya ingin terus mengingatkan pada peristiwa-peristiwa yang lalu. Agar tidak menjadi nisan yang berisi nama-nama, tetapi juga menziarahi unsur-unsur pembentuk peristiwa tersebut. Ada manusia di sana. Ada peran-peran yang ditinggalkan setelah peristiwa tersebut berlalu," jelas perempuan yang semasa kuliahnya aktif di Teater SiAnak dan mengelola komunitas Terang Sore yang fokus pada budaya literasi.
Selain buku puisi Manuskrip Sepi, puisi-puisinya pernah tergabung dalam antologi bersama. Diantaranya, "Ibu Kota Keberaksaraan"-Jakarta International Literary Festival 2011, "Di Kamar Mandi 62 Penyair Jawa Barat-Komunitas Malaikat Bandung 2012, Sauk Seloko-Penyair Nusantara - Jambi 2012, Negeri Abal-Abal, -Antologi Puisi Perempuan Indonesia, KPPI 2013, Jalan Bersama, Yayasan Panggung Melayu 2014, Titik Temu, Komunitas Kampung Jerami 2014.