Film Everest/Istimewa
Entertainment

Film Everest Angkat Kisah Tragedi tentang Pendakian Gunung

Duwi Setiya Ariyanti
Jumat, 11 September 2015 - 13:25
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Film tentang petualangan tak hanya menyajikan perjalanan bagaimana untuk mencapai tujuan. Cerita di baliknya, soal orang-orang terdekat mereka yang menjadi motivasi akan memperkaya film. Begitu pula yang tersaji dalam film Everest.

Film Everest ini menambah deretan film tentang bagaimana perjuangan para pendaki menginjakkan kaki di puncak gunung dengan tinggi 8.848 meter itu.

Peristiwa maut pada 10 Mei 1996 akibat adanya badai yang menewaskan pendaki kala itu tak saja menjadi perhatian Sutradara Baltasar Kormakur. Berdasar dari kejadian nyata, Baltasar mengambil sisi lain dari novel Into The Thin Air karya Jon Krakauer. Kendati demikian, dia juga memadukan perjalanan tersebut dengan hal-hal emosional, seperti orang tercinta yang menjadi pendorong dan sesuatu yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sebuah aksi.

Cerita berawal dari para pendaki yang terinspirasi Tenzing Norgay dan Sir Edmund Hillary untuk menjadi pemandu pendakian di Everest. Namun, dalam film ini diangkat beberapa tokoh sentralnya seperti Rob Hall (Jason Clarke), Beck Weathers (Josh Brolin), Doug Hansen (John Hawkes), Peach Weathers (Robin Wright), Jon Krakauer (Michael Kelly), Guy Cotter (Sam Worthington), Helen Wilton (Emily Watson), Jan Hall (Keira Knightley), dan Scott Fishcer (Jake Gyllenhaal).

Perkemahan pendaki sangat ramai saat itu. Alhasil, Rob, seorang ketua tim pendakian dari Adventure Consultant dan Scott Fishcer dari Mountain Madness terpaksa harus bergabung. Penggabungan dua tim ini dihadapkan pada semakin panjangnya perjalanan. Dari situlah diuji bagaimana keandalan Rob dan Scott beserta teman-temannya menyiapkan pendakian.

Namun, selain kesulitan pasti yang harus mereka hadapi, badai salju mengancam perjalanan mereka. Belum lagi, trek di Hillary Step yang belum dilengkapi dengan tali membuat perjalanan semakin lama. Alhasil, keinginan kuat untuk sekadar mencapai puncak tergantikan dengan keselamatan mereka. Tim yang seharusnya tiba kembali di markas pada pukul 14.00 pada 10 Mei 1996 itu pun tak tercapai.

Panjangnya antrean pendaki, persediaan oksigen yang semakin menipis, suhu yang kian ekstrem karena adanya badai, menjadi tantangan terberat para pendaki. Para kepala tim pendakian akhirnya harus mengalah demi keselamatan klien. Semakin tinggi daratan yang dipijak, semakin sulit pula dilewati.

Dua dari tim Rob yaitu Doug dan Beck adalah pendaki yang tertinggal. Beck bahkan harus menyerah dan memilih untuk menunggu Rob sebelum sampai di puncak karena penglihatannya yang terganggu. Sementara Doug, berkeras hati demi anak-anak yang telah mengumpulkan uang yang mengantarkannya bisa sampai di Everest.

Rob akhirnya menemani Doug. Tipisnya suhu di sana membuat Doug mengalah pada alam. Doug tewas akibat kehabisan oksigen di perjalanan menuruni puncak. Di samping itu, kondisi Rob yang terus melemah karena semakin menurunnya oksigen harus berjuang agar bisa kembali ke timnya.

Di sisi lain, Beck bertemu dengan pendaki lain yang berjalan kembali ke markas. Bersama mereka pula Beck turun. Sementara itu, di tim lain yaitu Neil terpaksa menghentikan perjalanan. Itu pula yang terjadi pada Scott karena harus bertarung melawan suhu ekstrem dengan keadaan tubuh lemahnya.

Kini, baik Rob dan Scott harus menunggu teman mereka yang membawakan oksigen. Suhu yang begitu dingin membuat tim tak bisa datang dengan tabung oksigen tepat waktu. Rob dan Scott berhari-hari meringkuk di balik tumpukan es dan menjadi saksi saat badai menerpa.

Begitupun Beck yang di kondisi terparahnya bisa bangkit saat bayangan istrinya Peach beserta kedua anaknya berekelebat di pikiran. Pasalnya, Peach telah mendapat kabar bahwa Beck tak selamat karena tim tak bisa menemukan Beck.

Titik menariknya adalah saat Helen dan Guy, rekan Rob tak lagi bisa memotivasinya agar bisa tetap bergerak. Saat itu, hanya suara Jan yang bisa menggerakkannya. Apakah Rob, Scott, dan Beck bisa selamat menuruni puncak?

Film yang sempat dipertontonkan di Festival Film Venice awal September lalu ini, baru dapat Anda saksikan di jaringan bioskop Indonesia mulai pekan depan.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro