Bisnis.com, MALANG -- Air terjun Coban Rondo yang terletak di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Malang merupakan salah satu objek wisata favorit wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Malang, Jawa Timur.
Selain air terjun, pengunjung juga dapat menikmati keindahan alamnya sambil duduk santai di taman serta merasakan berbagai permainan seperti labirin dan flying fox.
Akses menuju air terjun tersebut juga sangat mudah, bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat selama kurang lebih satu setengah jam dari pusat kota Malang.
Silvia, salah satu pengunjung Coban Rondo yang berasal dari Surabaya mengatakan, kesegaran dan kejernihan air di Coban Rondo menjadi daya tarik tersendiri.
"Saya sudah lebih dari sekali datang kesini karena airnya yang sangat bersih dan jernih. Selain itu ada pilihan permainan selain air terjun, sehingga pengunjung tidak bosan bermain air saja," tuturnya saat ditemui Bisnis, Selasa (27/10/2015).
Menurutnya, pemandangan alam di Coban Rondo juga sangat eksotis dan jadi salah satu alternatif untuk melepas penat dari kesibukan kota Surabaya.
"Pemerintah perlu memperhatikan kondisi jalan menuju ke sini karena ada beberapa yang berlubang dan tidak rata," ungkapnya.
Air terjun Coban Rondo memiliki ketinggian sekitar 84 meter.
Berada di ketinggian 1.135 meter dari permukaan laut, air terjun ini berasal dari sumber di Cemoro Dudo, lereng Gunung Kawi dengan debit 150 liter per detik pada musim hujan dan 90 liter per detik di musim kemarau.
Di sebuah papan di taman kawasan Coban Rondo dijelaskan juga bahwa air terjun tersebut menyimpan sebuah legenda yakni bermula dari Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro yang baru menikah 36 hari atau disebut dengan selapan [dalam bahasa Jawa], berkunjung ke Gunung Anjasmoro, yang merupakan asal dari suami.
Orang tua Anjarwati sebetulnya melarang kedua mempelai pergi karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari. Kedua mempelai bersikeras pergi dengan risiko apapun yang terjadi di perjalanan.
Di tengah perjalanan, keduanya dikejutkan dengan kehadiran Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Sang Joko Lelono ini terpikat pada kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha merebutnya.
Akibatnya, perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo pun tak terhindarkan.
Para pembantu Raden baron Kusumo atau disebut juga punokawan yang menyertai kedua mempelai menyembunyikan Dewi Anjarwati di suatu tempat yang terdapat di coban atau air terjun.
Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru, hingga keduanya tewas.
Akibatnya, Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut rondo.
Sejak saat itulah air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan Coban Rondo.