Aplikasi 'kencan buta' di smartphone/blind-date-band.de
Relationship

Dampak Buruk Aplikasi Kencan Buta di Smartphone

Wike Dita Herlinda
Jumat, 11 Desember 2015 - 13:55
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-- Saat ini mayoritas penduduk dunia mampu mengakses telepon selular (ponsel) pintar. Sejalan dengan itu, berbagai aplikasi digital untuk smart phone pun menjamur bak cendawan pada musim hujan.

Perubahan lanskap sosial dalam era digital ini turut mendorong maraknya aplikasi kencan virtual di kawasan Asia Pasifik. Indonesia pun tidak luput menjadi pasar yang dibidik para pengembang aplikasi online dating.

Namun, tidak banyak yang menyadari aplikasi kencan virtual memiliki efek samping yang cukup mengkhawatirkan. Sebuah studi dari United Nations Childrens Fund (Unicef) melaporkan aplikasi kencan berpengaruh terhadap maraknya penyebaran HIV/AIDS di Asia.

Berdasarkan laporan yang berjudul Adolescents: Under the Radar in the Asia Pacific AIDS Responses itu, negara-negara Asia Pasifiktermasuk Indonesia tengah menghadapi pandemi tersembunyi tentang penyebaran HIV. Riset yang diluncurkan awal Desember itu menunjukkan bahwa meskipun kasus infeksi HIV menurun secara keseluruhan, terdapat tren kenaikan jumlah penderita virus mematikan tersebut dari kalangan remaja.

Data Unicef

Pada 2014, sebut Unicef, setidaknya terdapat 220.000 remaja usia 10-19 tahun yang hidup dengan AIDS di kawasan tersebut. Kasus penderita HIV remaja paling banyak dijumpai di kota-kota besar seperti Bangkok dan Hong Kong.

Epidemi tersebut menyebar dengan cepat dan drastis di kalangan remaja homoseksual dan pria biseksual, seiring dengan maraknya pertumbuhan aplikasi kencan virtual. Berbeda denganinternet dating, aplikasi berbasis ponsel pintar bersifat lebih akurat danreal time.

Seseorang dapat menemukan teman kencan buta di lingkungan yang mudah dijangkau secara cepat melalui aplikasi kencan virtual via ponsel pintar. Kegiatan ini ditengarai menjadi penyebab maraknya kebiasaan berhubungan seksual secara spontan di kalangan remaja.

Dengan menghubungkan para remaja ke dalam jaringan yang lebih luas untuk mencari pasangan kencan, aplikasi tersebut secara tidak langsung turut membantu penyebaran virus HIV secara lebih cepat dan meluas.

Pada banyak kasus, para remaja, khususnya homoseksualdi beberapa kota besar Asia Tenggara lebih memilih menemukan teman kencan melalui aplikasi ponsel pintar ketimbang melalui pendekatan bertemu atau berkenalan secara langsung.

Akibatnya, akses untuk bertemu dengan orang asing baru menjadi semakin terbuka lebar. Aktivitas kencan semalam atauone night standpun semakin marak. Ironisnya, tidak sedikit dari mereka yang melakukan hubungan badan tanpa proteksi dengan orang yang baru dikenalnya itu.

Spektrum

Harus diakui, aplikasi ponsel pintar telah membuka spektrum baru tentang kehidupan seksual remaja pada era modern. Selain meliberalisasi, kemunculan aplikasi-aplikasi ini juga membuat kehidupan seks di kalangan remaja semakin tidak sehat.

Bahkan, tidak jarang bermunculan laporan mengenai aksi kekerasan yang terjadi akibat kencan buta tersebut. Namun, hal tersebut tidak membuat pengguna aplikasi keder dan tren penggunaan aplikasi kencan virtual pun sepertinya belum akan menurun dalam waktu dekat.

Khawatir dengan menjamurnya fenomena tersebut, Unicef mencoba mendorong pemerintah di seluruh Asia Pasifik untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam melindungi kesehatan para generasi muda.

Di antaranya adalah melindungi penderita AIDS, termasuk remaja homoseksual/biseksual, pekerja seks komersial, pecandu narkoba, dan transgender. Sebab, mereka sangat rentan diskriminasi, sehingga banyak yang memilih untuk tidak mendapatkan penanganan medis.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah harus memiliki basis data penduduk remaja yang akurat, strategi pencegahan HIV, dan kebijakan/hukum yang spesifik untuk kalangan remaja, ujar HIV Specialist untuk Unicef Asia Timur dan Pasifik Shirley Mark Prabhu.

Shirley, dalam laporan Unicef, mengatakan strategi pencegahan AIDS tersebut harus mencakup edukasi tentang seks di sekolah-sekolah, distribusi kontrasepsi, serta test HIV dan layanan medis yang dikhususkan untuk remaja.

Namun, peran yang paling krusial tentunya berawal dari keluarga dan orang-orang terdekat remaja itu sendiri. Pantauan dan proteksi yang tepat dari orang tua akan sangat membantu menghindarkan generasi muda dari risiko fatal aplikasi kencan buta berbasis ponsel pintar.

 

 

 

 

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro