Objek yang dilukisnya meliputi binatang, manusia, lanskap alam, lanskap kultur, keluarga, Jazz, kesendirian, dan suasana sendu setelah hujan.
Relationship

Fusi Warna Dalam Nostalgia Leonid Afremov

Diena Lestari
Senin, 14 Desember 2015 - 03:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tekstur cat yang kasar tetapi ekspresif seringkali ditemukan pada lukisan yang dibuat dengan menggunakan pisau pallet. Teknik melukis dengan menggunakan pisau pallet memang tidak menghasilkan karya yang sehalus penggunaan kuas. Namun, hasil lukisan yang ekspresif dan berwarna-warni justru lebih terasa saat menggunakan teknik ini.

Salah satu pelukis yang setia menggunakan teknik pisau pallet adalah Leonid Afremov. Seniman kelahiran Vitebsk, Belarus yang sekarang tinggal di Playa Del Carmen, Mexico, mengaku jatuh cinta dengan teknik itu. Di tangannya, gabungan antara cat minyak dan pisau pallet mewujudkan karya seni yang secara visual sangat indah.

Dia mengaku sebelum menambatkan hati kepada teknik pisau pallet, beragam teknik lukis telah dicobanya. “Karya seni saya adalah hasil dari proses yang panjang. Setiap kanvas lahir selama proses berkarya. Setiap lukisan bersentuhan dengan dunia terdalam saya,” tuturnya seperti dilansir dari situs resminya, afremov.com.

Pelukis yang dinilai oleh Association America Fine Art sebagai salah satu dari sedikit pelukis yang berpengaruh di dunia saat ini, dengan apik mengkombinasikan warna-warna cat yang cerah, dan kemudian menorehkannya menjadi bentuk gradasi dalam pencahayaan.

Jika disimak, gradasi berwarna-warni yang dibuat oleh Afremov memunculkan efek basah, dan pantulan yang khas. Beberapa kurator, dan ahli seni lukis berpendapat teknik lukisan tersebut tidak mungkin diduplikasi.

Melukis menggunakan pisau pallet memang perlu memiliki keterampilan khusus. Alat ini digunakan untuk memberikan tekstur dan menyapu bidang datar dengan sekali poles.

Pisau pallet juga dapat digunakan untuk menghasilkan teknik impasto. Teknik ini dikenal sebagai upaya melapiskan cat dengan sangat tebal di atas bidang kanvas, sehingga arah goresan dapat jelas terlihat. Saat cat mengering, cat yang dioleskan dengan teknik ini akan menghasilkan tekstur yang jelas sehingga figur objek terlihat nyata.

Gaya impresionisme Prancis di pertengahan abad ke-19, merupakan ciri khas dari karya lukis Afremov. Lukisannya mendapatkan pengaruh kuat dari seniman Rusia March Chagall dan pelukis Italia Amedeo Modigliani.

Pengaruh itu didapatkannya saat menimba ilmu seni dan grafik di Vitebsk Education Institute. Setelah lulus dari kuliahnya pada 1978, dia berguru kepada seniman lokal Ba rowski, yang sempat berguru pada Marc Chagall saat seniman besar tersebut tinggal di Vitebsk.

Kehidupannya di Rusia ternyata sangat keras. Menjadi warganegara keturunan Yahudi, membuatnya mendapatkan diskriminasi. Pada 1990-an, Afremov dan keluarganya memutuskan untuk menyeberang ke Israel.

Dia berharap di tanah leluhurnya dia akan mendapatkan perlakuan yang lebih baik, sembari membangun kehidupan baru karena tempat tinggalnya di Vitebsk berada di zona tidak aman akibat ledakan dahsyat reaktor nuklir Chernobyl. Namun, Dewi Fortuna ternyata belum berpihak kepadanya.

Ironisnya, di tanah kelahirannya itu, dia justru dicap sebagai imigran Rusia yang harga lukisannya dinilai dengan sangat rendah oleh galeri seni. Perilaku yang didapatkannya dari geleri membuatnya sakit hati, dan memutuskan untuk menjual karyanya dari pintu ke pintu, atau dijual di pasar malam. Cara ini ternyata terbukti efektif dan hasil penjualan lukisannya cukup lumayan.

Penghinaan yang didapatkannya dari galeri seni di Israel ini membuatnya menjadi salah satu pelukis yang menjual karya secara langsung. Hingga saat ini, Afremov dikenal sebagai pelukis yang sama sekali tidak memberikan kepada ruang kepada pihak ketiga untuk menjual lukisannya.

Dari sistem pemasaran yang baru ini, lambat laun, nama Afremov mendapatkan tempat di hati pecinta seni. Uang hasil penjualan lukisan dia kumpulkan dan kemudian dijadikannya modal untuk membuat galeri di Ashdod, pada 1995.

Galeri tersebut cukup terkenal di kalangan imigran Rusia yang tinggal di Israel. Kedua anaknya bertanggung jawab pada pemasaran dan pengiriman lukisan kepada pelanggan di seluruh dunia. Kehidupan yang tenang ternyata tidak terlalu lama dinikmatinya.

Pada 2001, galeri Afremov terpaksa ditutup karena dirusak oleh massa yang tidak bertanggung jawab. Kejadian itu membuatnya memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat pada 2002.

KEINDAHAN SOLITER

Tidak seperti layaknya seniman yang membuat karya berdasarkan pengalaman pribadi. Laku hidup yang keras karena masalah politik dan diskriminasi yang dialami Afremov sama sekali tidak tampak dalam karyanya. Karya seninya jauh dari politik, apalagi menorehkan simbol ter sembunyi dalam lukisannya.

Afremov adalah pelukis yang bercerita melalui gambar, tetapi melukis objek yang dilihatnya. Dia seringkali berpergian dan mengabadi kan banyak peristiwa dan pemandangan melalui lensa kameranya.

Objek yang dilukisnya meliputi binatang, manusia, lanskap alam, lanskap kultur, keluarga, Jazz, kesendirian, dan suasana sendu setelah hujan.

Setiap lukisan yang dihasilkannya sangat personal, menyentuh, sekaligus menginspirasi. Warna-warna cerah seperti kuning, oranye, merah, biru, putih, dan gradasi hitam yang ditorehkan dengan pisau pallet sangat kuat mencocok mata.

Setiap lukisan yang dibuatnya meskipun bertema nyaris beririsan satu dengan yang lainnya, tetapi memuat perasaan, warna, dan emosi yang berbeda. Keindahan, harmonisasi, dan semangat, berkelindan secara selaras dalam lukisan Afremov.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Diena Lestari
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (13/12/2015)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro