Bisnis.com, JAKARTA – Selama ini, kolesterol tinggi kerap diidentikkan dengan orang yang berusia lanjut. Namun, kondisi tersebut rupanya juga bisa menyerang mereka yang masih berusia muda.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Kardiologis Rumah Sakit Pusat Pertamina Djoko Maryono, kemunculan kolesterol jahat bisa disebabkan oleh dua hal, yakni karena genetik dan makanan. Kendati demikian, faktor genetik sebenarnya mendominasi penderita kolesterol.
Djoko menjelaskan kolesterol sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hormon dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Setelah tugasnya selesai kolesterol harus dibuang dari tubuh melalui liver.
“Namun, tak semua pengolahan kolesterol tersebut berjalan lancar,” katanya.
Beberapa orang yang fungsi tubuhnya tidak bisa membuang kolesterol secara maksimal, tentunya harus serius menyiasati hal tersebut. Ada tiga hal yang bisa dilakukan sebagai terapi bagi penderita kolesterol tinggi akibat faktor genetik, yakni mulai dari olahraga, diet ketat, hingga mengonsumsi obat penurun kolesterol.
Selain faktor genetik, asupan makanan yang mengandung kolesterol tinggi juga menjadi salah satu penyebab. Biasanya, untuk penderita kolesterol ini cukup dengan melakukan olahraga dan diet.
“Kalau memang sudah sangat parah harus mulai minum obat,” katanya.
Menurut Djoko, penderita kolesterol tinggi yang berusia muda biasanya lebih disebabkan oleh faktor genetik. Pada umumnya, tidak ada perbedaan signifikan antara kolesterol karena faktor genetik dan faktor makanan. Namun untuk mengetahuinya, harus melalui tes di laboratorium.
Kolesterol akan menjadi masalah jika terkontaminasi dengan polusi udara dan gangguan elektromagnetik. Kolesterol akan mengendap di pembuluh daerah dan menyebabkan berbagai penyakit seperti jantung dan stroke.
Dalam keadaan normal, kadar kolesterol yang ideal bagi tubuh mencapai 160 mg-200 mg. Apabila sudah berada di atas 240 mg, bisa dikatakan tubuh tersebut memiliki risiko yang besar terserang stroke dan penyakit lainnya.
Pada banyak kasus, kolesterol tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Penderita biasanya hanya mengeluhkan gejala-gejala umum seperti kesemutan, pusing, hingga rasa sakit pada sendi.
Kolesterol yang mengendap pada dinding arteri akan menghambat aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya. Djoko menuturkan kolesterol tinggi akan meningkatkan risiko terkena penyempitan arteri atau penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu.