Health

Inilah Tanda-tanda Bahaya Demam Berdarah Dengue

Reni Efita
Kamis, 3 Maret 2016 - 16:58
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kasus demam berdarah di Indonesia belum berhenti,  meski sudah sering dibahas tentang cara pencegahannya, namun masih banyak yang tidak tertolong. GSK proaktif bersama IDAI yang mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan melatih tenagadi fasilitas  primer supaya lebih tanggap dan mudah dalam tatalaksana dan  meduah edukasi masyarakat.

Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui  gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Berdasarkan penelitian terbaru yang dilaksakan terhadap 1.000 responden oleh GlaxoSmithKline (GSK) Consumer Healthcare Indonesia mengungkapkan 97% di antaranya mengetahui tentang demam berdarah, tetapi hanya dapat menyebutkan tiga gejala DBD. Kekhawatiran terbesar adalah 65% masih tidak mengetahui obat yang harus dihindari dan berpotensi dapat meningkatkan risiko gangguan lambung dan terutama pendarahan untuk anak-anak yang terkena DBD.

Pada 2014 masih ada 8 propinsi yang insiden atenya berada di atas target pemerintah 51/100.000 penduduk yaitu Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Sulawesi Utara.

Berdasarkan WHO, penanganan yang tepat untuk pasien DBD dimulai dengan pemberian cairan yang cukup dan penanganan demam yang tepat. Gejala-gejalanya panas tinggi sampai 39 derajat C dengan gejala-gejala berikut sakit kepala berat, nyeri pada belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, dan ruam-ruam. Gejala tersebut biasanya berada 2-7 hari, setelah masa inkubasi selama 4-10 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Rekomendasi WHO penaganan yang tepat untuk pasien DBD dimulai dengan pemberian cairan yang cukup dan penanganan demam yang tepat.

Dari kenyataan tersebut, GSK Concsumer Healthcare Indonesia   bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia  menginisiasi gerakan Bersama Melawan Demam Berdarah untuk meningkatkan kesadaran terhadap penanggulangan dan pencegahan DBD. Gerakan proaktif yang didukung Kemenkes itu melatih tenaga kesehatan khususnya yang berada di fasilitas kesehatan primer dan daerah berisiko tinggi DBD.

Presiden Direktur PT Sterling Product Indonesia (GSK Consumer Healthcare Indonesia) mengatakan kemitraan tersebut merupakan komitmen GSK terhadap kesehetan di Indonesia dengan misi untuk membantu masyarakat  berbuat lebih bannyak, merasa lebih baik dan hidup lebih lama.

Pelaksanaan gerakan tersebut, kata Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Dr.dr. Arman B. Pulungan Sp.A(K), Kamis (3/3/2016),  dilakukan dengan melatih tenaga kesehetan khususnya yang berada di fasilitas kesehatan primer dan daerah berisiko tinggi DBD, sehingga mereka semakin terampil melakukan tata laksana serta kemudahan edukasi ke masyarakat.

 “Cara mengatasinya dengan menolkan jentik-jentik, dan menjaga kebersihan lingkungan,” kata Arman.  

Sementara itu, guru besar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI, RSCM, Prof. Dr.dr. Sri Rezeki Hadinegoro Sp.A (K), mengatakan masyarakat sangat perlu mengetahui tanda-tanda bahaya pada pasien DBD, sehingga ke depannya masyarakat menjadi lebih sigap dan dapat bertindak tepat saat DBD menyerang.

Tanda-tanda bahaya itu adalah tidak ada  perbaikan setelah suhu turun, menolak makan dna minum, muntah terus enerus, nyeri perut hebat, lemah, lesu, ingin tidur terus, perubahan perilaku, pucat, tangan dan kaki dingin, perdarahan (b.a.b. berwarna hitam, muntah hitam, mestruasi banyak), dan tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam.

Lalu fase kritismenunjukan susu mendadak turun, gelisa, tangan/kaki dingin, nadi lemah, tekanan darah turun. Dengan tanda-tanda tersebut, maka si penderita itu harus segara diramat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Efita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro