Cuaca Panas Esktrem Alias Heatwave Terjang Negara-negara di Asia, Bagaimana Kondisi Indonesia?/iop.org
Travel

Cuaca Panas Esktrem Alias Heatwave Melanda Negara-negara di Asia, Bagaimana Kondisi Indonesia?

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 2 Mei 2024 - 12:34
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Asia Tenggara sedang bergulat dengan gelombang panas atau heatwave yang parah karena suhu yang mencapai rekor tertinggi telah menyebabkan penutupan sekolah dan memicu peringatan kesehatan yang mendesak di seluruh wilayah.

Cuaca yang terik juga menimbulkan kekhawatiran akan kekurangan air, pemadaman listrik, dan kerusakan tanaman.

Para ilmuwan mengatakan jumlah kematian terkait panas di seluruh dunia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan kenaikan suhu. Namun, tren di Asia sejauh ini masih belum jelas, sebagian karena adanya pertanyaan tentang bagaimana mengklasifikasikan kematian yang tampaknya terkait dengan cuaca panas.

Dilansir dari Al Jazeera, jutaan siswa di seluruh Filipina diperintahkan untuk tinggal di rumah pada hari Senin setelah pihak berwenang membatalkan kelas tatap muka selama dua hari. Departemen Pendidikan memerintahkan siswa di lebih dari 47.000 sekolah negeri untuk beralih ke pelajaran online berbasis rumah.

Saran utama bagi masyarakat di seluruh negeri adalah menghindari aktivitas di luar ruangan dan minum banyak air, namun generasi muda dan orang tua diminta untuk sangat berhati-hati.

Badan cuaca negara tersebut mengatakan indeks panas – suhu sebenarnya yang dirasakan oleh tubuh termasuk kelembapan relatif – diperkirakan akan tetap pada rekor 45C (113F), dalam kisaran yang dianggap “berbahaya” karena kondisi tersebut dapat memicu sengatan panas yang berkepanjangan. paparan.

Sementara itu, di Kamboja menghadapi suhu tertinggi dalam 170 tahun terakhir, kata Chan Yutha, juru bicara Kementerian Sumber Daya Air dan Meteorologi, kepada kantor berita The Associated Press. Kementerian memperkirakan suhu di sebagian besar wilayah negara itu bisa mencapai 43C (109F) pada minggu ini.

Departemen Meteorologi Myanmar mengatakan tujuh kota kecil di divisi Magway tengah, Mandalay, Sagaing dan Bago mengalami suhu tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Di Thailand bagian utara, suhu mencapai 44C (111F) di beberapa wilayah, sementara ibu kota, Bangkok, dan wilayah metropolitan mengalami suhu di atas 40C (104F). Prakiraan dari Departemen Meteorologi mengatakan musim panas tahun ini, yang biasanya berlangsung dari akhir Februari hingga akhir Mei, diperkirakan akan lebih panas 1-2C (1,8-3,6F) dibandingkan tahun lalu, dan curah hujan akan lebih rendah dari rata-rata.

Departemen Pengendalian Penyakit Thailand mengatakan pekan lalu setidaknya 30 orang telah meninggal akibat serangan panas sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan 37 orang pada tahun lalu.

Sedangkan, Badan cuaca nasional Vietnam memperingatkan risiko kebakaran hutan, dehidrasi, dan sengatan panas, sementara perusahaan listrik negara mendesak konsumen untuk tidak bekerja terlalu keras pada unit AC mereka, dan memperingatkan bahwa konsumsi listrik telah mencapai rekor tertinggi dalam beberapa hari terakhir.

Dilansir dari channelnewsasia, di Thailand, di mana setidaknya 30 orang telah meninggal karena serangan panas sepanjang tahun ini, departemen meteorologi memperingatkan adanya “kondisi buruk” setelah suhu di provinsi utara melebihi 44,1 derajat Celcius pada hari Sabtu.

Dan di Kamboja, Myanmar, Vietnam, India dan Bangladesh, para peramal cuaca memperingatkan bahwa suhu bisa melebihi 40 derajat Celcius dalam beberapa hari mendatang karena masyarakat harus menanggung panas yang menyengat dan kelembapan yang menyesakkan.

Departemen cuaca India mengatakan pada hari Sabtu bahwa kondisi gelombang panas yang parah akan terus berlanjut hingga akhir pekan di beberapa negara bagian, dengan suhu melonjak hingga 44 derajat Celsius di beberapa lokasi.

Dan di Bangladesh, jutaan siswa kembali ke sekolah yang telah ditutup karena suhu ekstrem, meskipun biro cuaca pada hari Minggu mengatakan bahwa gelombang panas akan terus berlanjut setidaknya selama tiga hari ke depan.

Sementara itu di Indonesia, seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan adanya gelombang panas yang terjadi di Indonesia beberapa waktu terakhir.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan bahwa cuaca panas yang akhir-akhir ini terjadi dikarenakan posisi matahari yang berada tidak jauh dari ekuator yang sekarang sedang berada di belahan bumi utara (BBU).

Guswanto menyebut, fenomena yang terjadi saat ini bukan merupakan kategori fenomena Gelombang panas atau Heat Wave. Sebab, secara indikator statistik pengamatan suhu, fenomen ini tidak termasuk kedalam kategori.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro