Fakta-fakta Sindrom Trombosis With Trombositopenia, Efek Langka Vaksin Covid Astrazeneca/Freepik
Health

Fakta-fakta Sindrom Trombosis With Trombositopenia, Efek Langka Vaksin Covid Astrazeneca

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 2 Mei 2024 - 13:35
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan produsen vaksin covid AstraZeneca mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-nya dapat menyebabkan efek samping yang jarang terjadi.

Hal ini membuat perusahaan terancam denda 100 juta pound.

Dilansir dari The Telegraph, raksasa farmasi tersebut digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksinnya, yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, menyebabkan kematian dan cedera serius dalam puluhan kasus.

Para pengacara berpendapat bahwa vaksin tersebut menimbulkan efek samping yang berdampak buruk pada sejumlah kecil keluarga.

Kasus pertama diajukan tahun lalu oleh Jamie Scott, ayah dua anak, yang mengalami cedera otak permanen setelah mengalami pembekuan darah dan pendarahan di otak yang membuatnya tidak dapat bekerja setelah ia menerima vaksin pada April 2021. Rumah sakit menelepon istrinya tiga kali untuk memberi tahu bahwa suaminya akan meninggal.

AstraZeneca menentang klaim tersebut tetapi telah menerima, dalam dokumen hukum yang diserahkan ke Pengadilan Tinggi pada bulan Februari, bahwa vaksin Covid-nya “dapat, dalam kasus yang sangat jarang, menyebabkan TTS”.

Fakta-fakta sindrom trombosis with trombositopenia

TTS yang merupakan singkatan dari Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome  menyebabkan orang mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosit darah yang rendah.

Dilansir dari healthdirect.gov.au, Trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) adalah sindrom yang sangat langka.

Ini terjadi ketika seseorang mengalami pembekuan darah (trombosis) dan jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia). Penyakit ini juga disebut sebagai 'trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin' (VITT).

Trombosis adalah pembentukan bekuan darah, yang dapat mengurangi aliran darah normal di pembuluh darah yang terkena.

Trombositopenia adalah suatu kondisi dimana tidak terdapat cukup trombosit dalam darah. Trombosit biasanya membantu darah membeku (menggumpal), sehingga menghentikan pendarahan berlebihan (misalnya, jika Anda melukai diri sendiri).

Dilansir dari livemint, gejala TTS beragam seperti berikut ini

  • Sakit kepala yang parah atau terus-menerus
  • penglihatan kabur
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Kaki bengkak
  • Sakit perut yang terus-menerus
  • Mudah memar atau bercak darah kecil di bawah kulit di luar tempat suntikan

Meskipun TTS jarang terjadi, penting bagi individu yang telah menerima vaksin terkait TTS untuk menyadari gejalanya dan mencari pertolongan medis jika mereka mengalaminya dalam beberapa minggu setelah vaksinasi. Pengenalan dan pengobatan dini sangat penting untuk mengelola TTS secara efektif.

“TTS, atau sindrom trombosis dengan trombositopenia, melibatkan pembekuan darah di otak atau bagian tubuh lainnya, bersamaan dengan rendahnya jumlah trombosit. Ini jarang terjadi setelah jenis vaksin tertentu dan penyebab lainnya. Menurut WHO, vaksin vektor adenovirus , khususnya, jarang dikaitkan dengan kondisi ini,” kata Dr. Jayadevan, salah satu Ketua Satuan Tugas Covid National Indian Medical Association (IMA).

“Meskipun vaksin Covid tidak diragukan lagi telah menyelamatkan nyawa, laporan mengenai kejadian yang sangat jarang namun berpotensi serius yang disebabkan oleh kekebalan ini juga telah didokumentasikan dalam jurnal terkemuka,” Dr. Jayadevan menambahkan.

Menurut laporan tahun 2023 di yalemedicine.org, bekuan darah pada dasarnya adalah gumpalan darah berbentuk gel. Gumpalan darah kecil terbentuk secara alami setiap kali Anda memotong atau mengikis kulit untuk menghentikan pendarahan.

Namun, penyakit ini menjadi berbahaya jika berkembang di dalam pembuluh darah, menyebabkan trombosis (yang menghambat aliran darah), suatu kondisi yang menyebabkan 100.000 kematian per tahun di Amerika Serikat.

Ahli hematologi Yale Medicine Robert Bona, MD, menjelaskan, "Gumpalan tersebut biasanya terjadi pada individu yang terbaring di tempat tidur, dirawat di rumah sakit, atau memiliki masalah medis lain yang berkaitan dengan peradangan, infeksi, atau kanker."

Sementara itu, dikutip dari Antara, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Hinky Satari mengatakan bahwa sindrom trombosis with trombositopenia (TTS) setelah pemakaian vaksin AstraZeneca adalah efek yang sangat jarang ditemui.

Hinky mengatakan dari berbagai tahapan uji klinis vaksin COVID-19 yang melibatkan jutaan orang, efek samping tersebut jarang ditemui, dan kalaupun ada jarang yang bersifat serius.

Dia menjelaskan bahwa dari berbagai laporan mengenai KIPI yang masuk, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengeluarkan rekomendasi untuk surveilans aktif bagi vaksin AstraZeneca serta sejumlah vaksin lain selama setahun guna pemantauan.

Hinky menuturkan, Komnas KIPI beserta Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan pun melakukan surveilans aktif di tujuh provinsi, yaitu di 14 rumah sakit dengan kelengkapan berupa tenaga kesehatan, fasilitas, dan laboratorium yang baik guna pendataan yang baik.

Oleh karena itu, pihaknya tetap merekomendasikan vaksin tersebut, dan tidak ada laporan yang serius terutama untuk TTS.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro