Bisnis.com, JAKARTA – Perancang mode Adrian Gan mendapatkan kesempatan emas pada Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) ke-13 akan memperagakan busana hasil karyanya pada acara puncak Fashion Festival, JFFF Awards Hotel Harris pada 12 Mei.
Pada kesempatan tersebut, Adrian berkolaborasi dengan Palantaloon, mengangkat kain songket Padang hasil karya pengrajin di Bukittinggi yang dibina oleh sepasang suami istri berkebangsaan Swiss, Bernhard Bart dan Erika Dubler.
Bernhard, 69, mengatakan tertarik mengembangkan songket Ampek Angkek, yang lokasinya dekat dari Bukittinggi, karena tenunnya lebih halus dibandingkan dengan songket dari daerah lain. Dia membina untuk mengerjakan teknik tenun yang lama. Hasil tenun yang bagus berada di posisi bawah. “Saya ingin melestraikan agar songket tidak punah,” kata Bernhard yang ditemui pada acara Preview Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) ke-13 di Balaikota, Rabu (13/4/2016).
Pengerjaan tenun songket itu dilakukan dengan teliti, sehingga kualitas tenunnya bagus. Pencelupan warna benang dilakukan di Palembang dan Bali. Bule itu juga ada membuat motif sendiri. Misalnya, motif patung. “Saya spesialis membuat songket dengan motif rumit dan klasik,” katanya.
“Setiap koleksi saya dibuat tahunnya, untuk memudahkan mengetahui tahun pembuatan,” katanya.
Pembelinya tidak hanya dari dalam negeri saja, tapi juga dari luar negeri.
Harga songket satu stel sarung dan selendang mencapai sekitar Rp18 juta, sedangkan harga selendang berkisar Rp4 juta –Rp`12 juta.