Kabar24.com, JAKARTA – Pada acara puncak Fashion Festival 2016 yang merupakan rangkaian kegiatan Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) ke-13, perancang mode Adrian Gan memperagakan karyanya bertajuk Eloquence of the Eighties yang menggunakan kain songket asal Bukittinggi di Ballroom Hotel Harris, Kelapa Gading, Kamis (12/5/2016) malam.
Era 80-an yang tengah menjadi tren dunia dituangkan Adrian untuk mengangkat budaya nusantara dalam nuansa internasional. Kain songket yang sarat dengan benang emas belum lazim dirancang untuk busana, karena sayang kain songket untuk dipotong.
Di situlah Adrian tertantang untuk mengolah kain songket menjadi gaun yang tidak banyak pemotongan kain songket. Dia merancang kain songket hasil karya pengrajin asal Bukittingi itu dengan memadukan budaya Jepang yang simpel dan struktural.
Kain songket dengan label Palantaloom itu dipadukan dengan bahan taffeta, velvet organza dan juga ornamen-ornamen antik bernuansa silver dan menggabungkan dengan kain-kain tua yang biasa digunakan sebagai penutup ranjang pengantin sebagai aksen meupun bagian dari busana itu sendiri.
Inspirasi perpaduan stitching, obi, kimono neckline menjadikan tampilan koleksi busana yang harmonis dan edgy. Pada acara puncak dan sekali gus acara Fashion Festival itu, Adrian memperagakan sedikitnya 26 koleksi yang terdiri dari 15 busana coctail dan 11 busana malam.
Sementara itu, songket berlabel Palantaloom itu merupakan sebuah industri kreatif di kota Bukittinggi dan didirikan atas inisiatif Bernhard Bart, arsitek asal Swiss yang memiliki kecintaan tinggi terhadap warisan kekayaan nusantara, utamanya kain tenun songket.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel