Teknik Penulisan atau Cara Penyajian
Buku bagus selalu ditulis dengan bagus, meskipun isinya kadang biasa-biasa saja. Dalam banyak hal, cara penyajian seringkali mengalahkan isi yang disajikan. Begitu juga dalam menulis, terkadang cara penulis dalam menyajikan tulisannya (teknik penulisan) lebih dipertimbangkan daripada isi. Meskipun, tetap saja buku yang bagus adalah buku yang isinya bagus dan ditulis dengan bagus pula.
Di toko buku, banyak sekali ditemui buku-buku dengan tema dan isi yang sebenarnya seragam, itu-itu saja, tapi tetap saja dicari. Apa yang membuat sebuah buku tentang sedekah laris manis di pasaran sementara buku tentang sedekah yang lain penjualannya biasa-biasa saja?
Jawabannya: Cara penulisannya. Seperti kata sastrawan Korrie Layun Lampan, cara penyajian sering kali lebih penting daripada yang disajikan. Begitu pula editor, ia akan melihat apakah naskah itu ditulis dengan asyik, bahasanya mengalir, kalimatnya luwes, penyajiannya segar.
Jika editor menyukainya, ada kemungkinan pembaca juga bakal menyukainya. Walau kenyataannya tidak selalu demikian. Untuk naskah zaman sekarang, cobalah menyajikan dengan gaya yang segar, yang kekinian namun tetap taat aturan dan tidak alay. Paling baik menggunakan bahasa baku yang santai, tetap taat aturan EYD namun tidak kaku saat dibaca.
Kemampuan menulis dengan gaya baku tapi tetap santai ini bisa dilatih, sekali lagi, dengan banyak membaca dan tekun menulis. Tema boleh sama, tapi cara penulisannya kudu beda. Gunakan kreativitasmu, carilah cara-cara menghadirkan hal lama dengan cara yang baru.
Editor adalah makhluk yang gampang bosan karena itu berikan sesuatu yang segar dan unik dalam naskahmu.