Ilustrasi-Fogging untuk pencegahan demam berdarah/Antara
Health

RI Resmi Izinkan Peredaran Vaksin DBD Sanofi Pasteur

Wike Dita Herlinda
Sabtu, 17 September 2016 - 13:11
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia secara resmi menjadi negara ketujuh di dunia yang melegalisasi peredaran vaksin demam berdarah dengue (DBD) tetravalen milik Sanofi Pasteur, yang belum lama ini disahkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Sanofi Pasteur adalah divisi vaksin dari Sanofi S.A., perusahaan farmasi yang berbasis di Gentilly, Prancis. Mereka mengumumkan vaksin DBD berlisensi pertama di dunia itu telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Selasa (13/9/2016).

Vaksin tersebut secara khusus ditujukan untuk individu yang tinggal di daerah endemik terhadap keempat serotipe dengue. Sebelum Indonesia, negara lain yang telah meratifikasi vaksin itu a.l. Meksiko, Brasil, El Savador, Costa Rica, Filipina, dan Paraguay.

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki S. Hadinegoro mengatakan persetujuan vaksin tersebut dilakukan oleh Pemerintah Indonesia secara tepat waktu.

“Sebab, dengue merupakan penyakit hiperendemik di negara kita dan sampai April 2016, terdapat lebih dari 80.000 kasus dengue yang tercatat. Ini berarti terjadi lonjakan 39% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujarnya, Jumat (16/9/2016).

Sekadar catatan, RI adalah salah satu negara dengan kasus DBD tertinggi di dunia. Beban negara yang ditimbulkan akibat penyakit tersebut ditaksir mencapai lebih dari US$323 juta per tahun.

“Persetujuan atas vaksin dengue memberikan kita akses terhadap cara pencegahan inovatif untuk mengendalikan penyebaran lebih jauh dari penyakit berbahaya ini, dan memperkuat strategi pengendalian DBD di Indonesia pada masa mendatang,” imbuh Sri.

Pada 29 Juli, WHO telah menerbitkanposition paper atas vaksin DBD untuk merekomendasikan negara-negara endemik agar mempertimbangkan vaksin Sanofi Pasteur sebagai bagian dari upaya pencegahan terintegrasi.

Termasuk di dalam upaya itu adalah pengendalian vektor dan mobilisasi masyarakat. WHO juga menetapkan target pengurangan angka kematian akibat dengue di negara-negara endemik sebesar 50% dan morbiditas sebesar 25% pada 2020.

Medical Affairs Sanofi Pasteur Asia & Japan Pacifis Anh Wartel mengatakan DBD adalah proyeksi masalah kesehatan yang serius di Indonesia dan banyak negara Asia, seiring dengan peningkatan beban ekonomi pada masyarakatnnya.

“Indonesia adalah negara kedua di Asia yang menyetujui vaksin ini. Ini membuktikan bahwa kami bergerak cepat untuk membuat dengue sebagai penyakit yang dapat dicegah melalui vaksin pada negara-negara dengan beban penyakit tinggi,” tegasnya.

Menurutnya, penggunaan vaksin DBD menjadi penting kari 70% dari populasi dunia yang berisiko terserang dengue berada di wilayah Asia. Oleh karena itu, setiap penyedia kesehatan di Indonesia harus memiliki akses terhadap alat pencegahan klinis pertama.

TERTINGGI DUNIA

Berdasarkan data WHO, dengue parah (dengue haemorrhagic fever/DHF) pertama kali ditemukan di Indonesia pada 1968, yaitu di Jakarta dan Surabaya. Selama 2004—2010, Indonesia menjadi negara dengan kasus DBD tertinggi kedua di dunia setelah Brazi.

Rata-rata DBD di Indonesia terjadi sejumlah 129.000 kasus/tahun. Akan tetapi, angka tersebut masih dipertanyakan karena data yang dihimpun negara tidak menggunakan prosedur pelaporan efikasi yang terstandar antara provinsi satu dan yang lainnya.

Pada 2013, lanjut Anh, model studi kartografis memperkirakan sejumlah 7,6 juta infeksi DBD mungkin terjadi di Indonesia pada 2010 dengan sebagian besar kasus tidak dilaporkan dengan baik.

Tahun lalu, jumlah pelaporan kasus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty itu meningkat ke level 100.000 kasus di Indonesia, dengan angka kematian akibat penyakit itu mencapai 907 kasus.

“Menurut WHO, saat ini dengue adalah penyakit nyamuk yang ditularkan paling cepat di dunia, serta menyebabkan sekitar 400 juta infeksi setiap tahun. Selama 50 tahun terakhir, DBD telah menjadi endemik di 128 negara yang dihuni oleh 4 miliar orang,” sebut Anh.

Celakanya, angka pertumbuhan penyakit DBD meningkat 30 kali lipat selama setengah abad terakhir. Kasus terbanyak terjadi pada anak-anak berusia 9 tahun atau lebih, yang rata-rata berasal dari segmen sosial yang paling aktif.

Vaksin DBD Sanofi Pasteur sendiri dikembangkan selama dua dekade melalui 25 studi klinis di 15 negara, dengan total 40.000 relawan studi klinis dengue tahap I, II, dan III. Sejumlah 29.000 di antara relawan itu telah menerima vaksinasi.

Berdasarkan analisis efikasi gabungan pada kelompok tersebut, vaksin DBD terbukti dapat mengurangi dengue yang disebabkan oleh keempat serotipe pada dua pertiga relawan studi tersebut.

Lebih lanjut, gabungan dari analisis tersebut menunjukkan bahwa vaksin dapat mencegah 93% kasus dengue parah. Angka itu setara dengan menyelamatkan 8 dari 10 kejadian rawat inap akibat demam berdarah.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro