Seiring dengan tuntutan ekonomi dan persaingan bisnis, banyak perusahaan yang menerapkan rutinitas kerja bergilir (shift work). Sistem ini membuat pabrik atau perusahaan bisa tetap beroperasi 24 jam penuh. Tidak hanya di perusahaan komersial, beberapa fasilitas publik seperti rumah sakit, kepolisian, atau pemadam kebakaran juga menerapkan sistem kerja begilir.
Bagi karyawan, sistem ini bagaikan pisau bermata dua. Beberapa alasan seperti tawaran gaji yang lebih besar atau waktu kosong siang hari yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas lainnya menjadi daya tarik menerima sistem kerja bergilir tersebut.
Namun, di balik itu sistem ini memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Jika tidak diantisipasi dengan baik, bukan tidak mungkin karyawan yang menjalani sistem ini akan mengeluhkan daya tahan tubuhnya. Iwan Siahaan, dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjelaskan beberapa risiko kesehatan yang bisa dihadapi pekerja shift bergilir antara lain:
a. Irama sirkadian (gangguan ritme dalam tubuh)
Secara alami, manusia beraktifitas selama pagi menjelang sore dan beristirahat ketika malam hari. Manusia melakukannya karena adanya ritme dalam tubuh yang berlokasi di otak untuk mengatur aktifitas biologi melalui kimia dan hormon. Sebagai contoh denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuh akan meningkat pada siang hari dan menurun pada malam hari yang akan menyebabkan mengantuk. Ini merupakan alasan kenapa kalau seseorang kurang tidur akan merasakan lemas dan sedikit berkurang kemampuan dalam melakukan aktifitas yang terbaik.
b. Gangguan pencernaan seperti konstipasi, luka pada lambung (peptic ulcer), gastritis kronik, dan dispepsia atau jumlah asam lambung yang meningkat
c. Gangguan jantung dan pembuluh darah seperti hipertensi, penyumbatan pembuluh darah di jantung, atau bahkan serangan jantung
d. Bagi wanita, efek shit kerja dapat dirasakan seperti gangguan menstruasi, peningkatan aborsi spontan, dan prematuritas
e. Gangguan Tidur
Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan tidur atau istrahat merupakan kebutuhan biologi yang sangat diperlukan. Kurang atau terganggunya istrahat, tidak tidur dalam waktu lama akan meningkatkan risiko kesalahan dan kejadian kecelakaan.
f. Kelelahan
Ini merupakan kondisi ketika terjadi penurunan mental dan atau performa fisik yang merupakan hasil dari kurangnya kualitas istrahat dan tidur atau gangguan irama sirkadian. Tingkat kelelahan juga berhubungan dengan beban kerja. Pekerjaan yang memerlukan perhatian terus menerus—seperti memperhatikan kerja mesin yang terus menerus dan monoton—akan meningkatkan risiko kelelahan. Waktu yang paling berbahaya dalam bekerja di mana timbul rasa ngantuk berat berada pada jam 02.00-04.00 dini hari dan 14.00-16.00, sehingga dalam bekerja harus diperhatikan sehubungan dengan pencegahan kejadian kecelakaan.
g. Stress
Kondisi stres paling banyak ditemukan pada pekerjaan konstruksi, tambang dan transportasi. Stress dihubungkan dengan shift work dan long working hours mungkin disebabkan oleh beberapa faktor seperti jadwal shift kerja yang jelek, kebutuhan fisik dan mental, kemampuan menyeimbangkan dalam merawat anak, keluarga dan tanggung jawab lainnya, efek fisiologis dan psikologis dari terganggunya irama sirkadian