Bisnis.com, JAKARTA - Tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, obesitas pada anak juga akan mengganggu psikologis anak sehingga menghambat tumbuh kembangnya.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Muhamad Subuh mengatakan anak penderita obesitas akan memicu beragam penyakit saat dewasa seperti hipertensi, sumbatan jalan nafas, asma, sindorom polikistik ovarium, diabetes melitus, perlemakan hati, dan sindrom metabolik.
“Selain faktor genetik, faktor yang paling berpengaruh adalah gaya hidup. Ini yang harus kita cegah,” ujarnya, Senin (31/10/2016).
Untuk mencegah obesitas pada anak, Kementerian Kesehatan memberikan beberapa tips sederhana untuk diterapkan;
1. Tidak makan sambil menonton tv
2. Batasi penggunaan gadget
3. Perbanyak ativitas di luar ruangan
4. Biasakan makan dengan keluarga
5. Biasakan sarapan sehat
6. Biasakan membawa bekal makanan sehat dan air putih dari rumah
7. Batasi konsumsi makanan cepat saji dan pangan olahan, jajanan, dan makanan selingan manis, asin, dan berlemak
8. Perbanyak konsumsi sayur dan buah
9. Tidak merokok dan minum alkohol
10. Hindari konsumsi minuman ringan bersoda
Dalam peringatan hari obesitas sedunia yang jatuh setiap 11 Oktober, tema yang diangkat tahun ini adalah calling for urgent goverment action to end childhood obesity.
Obesitas pada anak memang menjadi salah satu masalah serius di dunia kesehatan. Pada 2014 terdapat 41 juta anak di seluruh dunia yang mengalami masalah berat badan berlebih dan obesitas.
Adapun di Indonesia, data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan sebanyak 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 10,8% di antaranya menderita obesitas.
