Bisnis.com,JAKARTA - Didirikan sejak 2014 oleh sepasang suami istri Teddy Kusuma dan Maesy Angelina, kios buku indie, Post Santa, tetap bertahan hingga kini di tengah kios-kios lain yang mulai tutup dan kompetisi toko buku besar. Kios buku berukuran 4x4 meter persegi yang berada di lantai atas Pasar Santa, Jakarta Selatan, ini menjadi wadah alternatif bagi buku-buku berkualitas dari penerbit indie dan ruang dialog bagi para pecinta buku. Waktu operasional hanya Sabtu dan Minggu pukul 15.00 – 20.00.
Maesy dan Teddy melakukan kurasi terhadap buku-buku yang dipajang di dua meja yang terletak di sudut Post Santa. Keduanya telah membaca sebagian besar buku-buku berkualitas tersebut. Tidak ada buku dari penerbit besar, karena seluruhnya adalah dari penerbit indie dan buku asing. Tidak banyak pula buku yang ditampilkan seperti di toko buku besar seperti Gramedia, Kinokuniya, Aksara, maupun Periplus.
Post Santa rata-rata menyediakan 3-20 eksemplar untuk satu judul buku penerbit indie dan 1-3 eksemplar untuk satu judul buku asing. Buku-buku tersebut akan langsung ludes dibeli oleh pengunjung. Perputaran buku-buku indie memang sangat cepat. "Geliat kios buku indie sebenarnya sudah sejak lama. Namun, gairah buku indie kembali bermunculan sejak 2013an. Sejak itu pula kios buku indie kembali bergeliat," tutur Teddy.
Post Santa menjadi ruang alternatif bagi buku-buku penerbit indie seperti Banana, Penerbit Oak, Kata Bergerak, Marjin Kiri, dan lain lain. Teddy menjelaskan penerbit indie seringkali tidak dapat menerbitkan buku dalam jumlah banyak karena modal terbatas. Rata-rata mereka hanya menerbitkan dalam jumlah ratusan eksemplar. Ini menjadi salah satu kendala untuk masuk ke toko buku besar. Maka dari itu, penerbit indie banyak menjual buku secara online dan di toko buku alternatif seperti Post Santa.
Melalui kios buku indie ini, Teddy berharap masyarakat tidak saja disuguhi buku yang laku, tetapi juga buku yang bagus. "Banyak nama penulis yang tidak dikenal, sementara secara kualitas penulisan terbilang bagus. Sehingga perlu ruang-ruang alternatif,” imbuhnya.