Bisnis.com, JAKARTA - Sulit memasukkan di kotak mana Mochamad Anton lebih cocok. Suka atau tidak suka, sebagai wali kota Malang dia berhasil meraih berbagai penghargaan atas beragam prestasi.
Dengan demikian, terlepas pro dan kontra, dia dinilai, cakap dan mampu berkiprah di pemerintahan, birokrasi.
Di bidang politik, Wali Kota yang akrab dipanggil Abah Anton itu, juga piawai yang ditandai dengan kepercayaan dari Partai Kebangkitan Bangsa untuk memimpin DPC partai tersebut di wilayah Kota Malang. Sebagai pengusaha juga dinilai sukses dengan berhasil mengumpulkan pundi-pundi yang besar.
Yang tidak terduga, dia ternyata juga seorang seniman. Dia piawai menyanjikan tembang religi “Rindu Cahaya Rasul” yang mulai diperdengarkan kepada publik bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, awal pekan lalu.
Single religi berjudul ‘Rindu Cahaya Rasul’ yang berdurasi 5 menit 28 detik tersebut, dia berperan sebagai lead vocal.
“Hatur kasih kuucapkan pada Rasul junjungan kita. Tak akan pernah hilang rinduku, kuharapkan berjumpa denganmu. Allahumma Shalli Ala Sayyidina Wa Maulana, Muhammad junjunganku yang menuju jalan hidupku,” demikian sepenggal lirik yang dibawakan dengan syahdu olehnya.
Sesuai judulnya, lagu ciptaan Dodik ini bercerita soal kerinduan mendalam yang dirasakan seorang hamba Allah SWT kepada Rasulullah SAW.
Dengan aransemen yang khas, nuansa yang tersaji dalam iramanya dipastikan menghipnotis para pendengar sehingga meresapi benar makna mendalamnya.
Pengerjaan single Rindu Cahaya Rasul melibatkan para musisi Malang, terutama dari d’Kross Band. Prosesnya pun tidak digarap
secara instan. Tahapan sampai menjadi lagu yang matang dapat dikatakan cukup panjang dan digarap di dua studio.
“Proses pengerjaannya sendiri memakan waktu yang cukup lama, karena banyak agenda walikota. Sehingga harus menyesuaikan waktu beliau [Abah Anton] juga,” ucap front man d’Kross, Ade Herawanto.
Sedianya, lagu Rindu Cahaya Rasul masuk dalam album kompilasi lagu-lagu religi d’Kross. Sebelumnya, band komunal yang bermarkas di Jalan Terusan Kayan, Bunul tersebut sudah lebih dulu merilis album ‘Hitam Putih’ berisikan sejumlah tembang bernuansa Islami, hasil kolaborasi dengan Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah Suryalaya.
Salah satu hits andalan dalam album tersebut adalah Sholawat Bani Hasyim dipadukan dengan irama musik bergenre Psyhedelic Rock.
Ade menjelaskan, pemilihan hits single tersebut merupakan panggilan kreativitas dimana hampir semua personil band dapat selalu mengamalkannya setiap hari.
Pria yang juga menjabat Kepala Dispenda Kota Malang ini membeberkan, ada kisah mashur mengenai khasiat Sholawat Bani Hasyim di pondok yang rutin mengamalkannya.
Dikisahkan, pada suatu kesempatan Syeikh Mursyid Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad atau yang akrab disapa Abah Sepuh pernah berguru pada Syaikhona Kholil di Bangkalan, Madura.
Abah Sepuh lalu mendapat ijazah Sholawat Bani Hasyim untuk diamalkan. Pada saat pulang dari Madura menuju Cirebon, Abah Sepuh hanya diberi perahu tanpa layar dan dayung. Hanya berbekal shalawat hasil ijazah Syaikh Kholil inilah, Abah Sepuh bisa sampai ke Cirebon dengan selamat.
“Kisah inspiratif inilah yang membuat kami menjadikan Sholawat Bani Hasyim sebagai hits andalan. Tujuannya untuk syiar agama dan semakin memupuk rasa cinta umat kepada Rasulullah SAW,” beber tokoh lintas komunitas tersebut.
Pria yang juga dikenal sebagai tokoh olahraga dan tokoh pemuda nasional ini juga meyakini, Sholawat Bani Hasyim yang menjadi kekuatan dua pemuka agama, yakni Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin atau yang lebih akrab disapa Abah Anom dan Abah Sepuh, sehingga langgeng diamalkan sejak 1905. (k24)