Bisnis.com, JAKARTA-Sebagian orang merasa tidak lengkap berpenampilan jika belum menggunakan jam tangan. Benda yang melingkar di pergelangan itu bukan sekadar piranti penunjuk waktu, tetapi aksesori yang merefleksikan prestise dan kelas; tidak terkecuali bagi kaum pria.
Sejak dulu, banyak kaum Adam yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk mengoleksi jam-jam tangan dengan harga fantastis. Namun, uang yang dikucurkan setimpal dengan karya masterpiece yang bisa mengangkat citra elegan pemakainya.
Terinspirasi dari prestise dan citra elegan jam tangan pria dari masa ke masa itu, Omega Watches menghadirkan pameranPlanet Omega bagi para pecinta jam tangan berkelas di Tanah Air.
Pameran yang digelar di Plaza Senayan sepanjang 24 Februari—5 Maret itu merupakan bagian dari rangkaian tur Omega Watch di Asia. Namun, produsen jam papan atas asal Swiss tersebut baru pertama kali memboyong koleksi-koleksi historisnya untuk publik Indonesia.
Di pameran tersebut, para pecinta jam prestisius disuguhi karya-karya ikonik Omega. Salah satu koleksi yang menjadihighlight adalah seri James Bond, yang merupakan karya-karya otentik Omega yang digunakan di beberapa franchise filmadaptasi novel Ian Flemming itu.
Jam tangan Omega mulai muncul di franchise 007 sejak dipilih oleh desainer kostum pemenang Oscar, Lindy Hemming, untuk dikenakan Pierce Brosnan di film Golden Eye pada 1995.
Di film tersebut, Bond menggunakan jam Omega seri Seamaster Diver 300M dengan dial birunya yang ikonik. Jam itu dipilih untuk menunjang aksi Bond dalam misinya memecahkan masalah pencurian teknologi senjata satelit dan disintegrasi Uni Soviet.
Seri Seamaster Diver 300M kembali hadir di film Tomorrow Never Dies (1997), The World Is Not Enough (1999), dan Die Anothe Day (2002). Pada era pemeranan Daniel Craig sebagai 007, Omega memperkenalkan seri Seamaster Diver 300M Co-Axial dan Planet Ocean 600M Co-Axial.
Keduanya dikenakan Craig di film Casino Royale (2006). Di film Quantum of Solace (2008), Craig hanya mengenakan seri Planet Ocean 600M dengan dial hitam yang elegan. Seri tersebut terus dimunculkan di film Skyfall (2012).
Pada 2015, Seamaster 300 kembali dimunculkan di film Spectre dengan interpretasi yang telah diperbarui dari versi originalnya yang pertama kali diluncurkan pada 1957. Pada tahun yang sama pula, Omega melansir edisi terbatas Seamaster Aqua Terra 150M James Bond.
Selain koleksi 007, pameran Planet Omega memboyong karya ikonik Speedmaster Chronograph. Seri itulah yang melejitkan pamor Omega setelah dikenakan saat ekspedisi ke bulan pada 21 Juli 1969. Jam itu lantas dikenal juga dengan sebutan The Moonwatch.
“Sejak 1848, Omega telah menjadi pioner desain, inovasi, dan kesempurnaan jam tangan. Omega juga telah menjadi bagian dari momentum-momentum penting dalam peristiwa bersejarah; mulai dari eksplorasi ke luar angkasa, enam kali pendaratan di bulan, hingga pertandingan Olimpiade,” jelas Vice President Omega Indonesia Novita Sari Suharsono.
Dia menambahkan kehadiran ekshibisi Planet Omega di Jakarta adalah untuk memamerkan keragaman warisan karya fenomenal Omega mulai dari masa lalu, hingga keluaran yang paling kekinian.
“Begitu Anda memasuki pameran, Anda akan melihat bagaimana kemitraan, passion, dan sejarah Omega. Semuanya akan disuguhkan dalam sebuah instalasi berskala besar,” lanjutnya.
Paeran tersebut juga menghadirkan koleksi Sporting Spirit, Ladies’ Watches, Going to Space, Social Engagement, dan Master Chronometer. Setiap seksinya tidak hanya memamerkan seri-seri jam ikonik, tetapi juga memaparkan cerita unik dibaliknya.
Sebelum melenggang ke Jakarta, pameran Planet Omega telah diselenggarakan secara masif di China dan Filipina. Masyarakat Asia pun diajak untuk melihat dari dekat berbagai pencapaian Omega selama 168 tahun terakhir.