Bisnis.com, JAKARTA - Kesuksesan Gala Balet Indonesia pertama pada 2015 menginspirasi Yayasan Bina Ballet indonesia (Ballet.id) untuk menggelar pertunuukan serupa tahun ini.
Gala Balet Indonesia kedua tersebut mengangkat tema An Inclusive Dance Event atau Kesetaraan Menari Untuk Semua Manusia Tanpa Batas yang digelar besok, Sabtu (23/09/2017).
Berbeda dari sebelumya, pertunjukan kali ini tak hanya berisi tarian-tarian balet kontemporer baru, tapi juga melibatkan kerja sama dan kolaborasi antar penari difable dan non-difabel Indonesia maupun internasional.
Pendiri Ballet.id Mariska Febriyani mengatakan, kolaborasi inklusif ini digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kondisi orang-orang di Indonesia melalui seni tari.
"Pengen banget memberikan kesempatan yang setara buat temen-temen difable untuk berkarya untuk bisa tampil di panggung dengan penari-penari lokal dan Internasional," katanya di sela-sela media preview, Jumat (22/9/2017).
Pertunjukan ini memberdayakan 50 orang dengan berbagai difabilitas untuk menari dan mengenal pengelolaan pertunjukan seni, hingga menjadi penerima tamu dan pembawa acara.
Selama pertunjukan Gala sekitar 120 menit, penonton akan menyaksikan program-program inklusif antara lain penampilan dari penari-penari difabel kelas dunia seperti Candoco Dance Company (Inggris), Magali Saby (Prancis) dan Marc Brew (Australia).
Tak ketinggalan penampilan dari perusahaan tari Indonesia EKI Dance Company yang berkolaborasi dengan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC).
Juga ada penampilan dari kolaborasi murid difabel Indonesia dan murid tari Indonesia yang dilatih oleh seniman difabel internasional: Candoco dan Magali Saby.
Tak hanya itu, juga terdapat pertunjukan Balet Klasik oleh Universal Balet Korea dan Queensland Ballet dari Australia yaitu Yanela Pinera dan Camilo Ramos.