Bisnis.com, JAKARTA - Film karya sutradara Taika Watiti berjuudul "Boy" ditayangkan untuk membuka gelaran "Kawah Candradimuka" dari Kineforum pada Rabu (10/1/2018) malam. Gelaran ini akan terselenggara selama 13 hari dari 11-24 Januari 2018 di Kineforum, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Setiap harinya akan ada dua kali penayangan film dengan judul berbeda, pada pukul 17.00 dan 19.00 WIB. Para moviegoers yang tertarik bisa menjadikan gelaran ini sebagai alternatif tontonan berkualitas di luar bioskop mainstream. Biayanya pun tidak mahal, hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp20.000 atau kurang, tergantung filmnya.
"Film yang kami tayangkan di sini kami tayangkan secara legal dan mendapatkan izin yang resmi dari pemilik film, oleh karenanya donasi yang diminta juga nantinya akan diperuntukkan untuk membayar hak tersebut," ujar Manajer Kineforum Suryaniu Liauw kepada Bisnis.
Suryani mengatakan, program "Kawan Candradimuka" ini secara khusus akan menayangkan film-film yang berkaitan dengan pendewasaan diri manusia. Seluruh film yang ditayangkan merupakan film yang sudah melalui proses kurasi dari tim Kineforum.
"Sesuai dengan tujuan program kami di sini adalah untuk menyampaikan edukasi kepada publik melalui medium film," katanya.
Tajuk "Kawah Candradimuka" sendiri diambil dari nama kawah mistis dalam cerita Mahabharata di mana Gatot Kaca direbus di dalamnya sebelum terlahir kembali sebagai kesatria dengan otot kawat dan tulang besi. Nama kawah ini dianggap sesuai untuk menggambarkan tema besar program yang mengangkat soal pendewasaan diri tadi.
Secara total ada 16 film yang akan ditayangkan termasuk film "Boy". Seluruh film tersebut dibagi ke dalam tiga sub tema yang masih berkaitan dengan tema pendewasaan diri tersebut. Film yang ditayangkan berasal dari berbagai macam belahan dunia, tidak hanya Indonesia. Ada film dari Swedia, Denmark, dan Perancis.
Sub tema pertama adalah "Adikarya Masa". Menurut Suryani, film yang masuk ke dalam golongan ini adalah film yang memiliki kualitas seni yang baik. Selain itu, film-film ini juga dianggap mampu menimbulkan gebrakan di dunia perfilman pada masanya.
Film Usia 18 karya sutradara legendaris Indonesia Teguh Karya adalah salah satunya. Selain itu, ada juga film Love and Shukla yang baru saja mendapatkan NETPAC Award pada gelaran JAFF tahun lalu di Yogyakarta. "Bisa di bilang, film-film dalam kategori sub-tema ini adalah film dari maestro film."
Selanjutnya, sub tema kedua adalah "Corong Karsa". Sub tema ini menurut Suryani menampilkan film-film yang membicarakan tentang proses pendewasaan diri manusia dengan cara yang lebih serius. Salah satu film yang masuk kategori ini adlaah Manchester by The Sea karya sutradara Kenneth Lonergen yang akan ditayangkan pada Minggu, 14 Januari pada pukul 19.30 WIB.
Terakhir ada sub tema "Nuansa Kawula" yang menampilkan film-film dengan muatan yang lebih sederhana untuk dicerna publik. Muatannya tetap sama dengan sub tema "Corong Karya", tetapi cara penyampaiannya tidak sama beratnya. Menurut Suryani, film-film ini lebih bersifat hiburan.
"Film Grave Decision misalnya, meskipun judulnya seperti itu, film ini sebenarnya adalah film bergenre komedi dari Jerman. Namun, isinya tetap soal proses pendewasaan manusia."
Di luar program "Kawah Candradimuka" ada juga program "Gemar Film Pendek #3" yang diselenggarakan pada Januari ini oleh Kineforum. Program ini secara khusus menampilkan film-film dari Indonesia, dan menarik biaya sebesar Rp30.000 untuk para penontonnya.
Terakhir, Januari ini, Kineforum juga punya program khusus pemutaran film dan diskusi yang akan diselenggarakan pada Kamis, 18 Januari 2018 dan Jumat 19 Januari 2018. Film yang akan menjadi topik diskusi dan ditayangkan di dua hari tersebut adalah film Ahu Parmalim karya sutradar Cicilia Maharani.