Health

Teknologi Ini Bisa Hilangkan Mata Minus dan Silinder

Yoseph Pencawan
Minggu, 11 Maret 2018 - 10:55
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Mata adalah jendela dunia. Otak manusia memperoleh hampir 83% informasi melalui indera penglihatan.

Wajar jika memiliki penglihatan yang baik untuk dapat melihat indahnya dunia yang penuh warna serta berbagai bentuk yang unik jadi dambaan. Hanya saja, tidak setiap orang mendapatkannya, karena ada yang mengalami kelainan mata seperti minus, plus dan silinder.

Mereka bergantung pada kacamata atau lensa kontak untuk melihat lebih baik. Namun, ketergantuangan pada alat bantu optik tersebut dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan waktu luang mereka.

Adalah Relex Smile yang merupakan teknik terbaru untuk menghilangkan kelainan refraksi, yakni minus dan silinder tanpa pembuatan flap (flapless). Teknologi ini meminimumkan risiko pergeseran flap atau flap displacement sehingga relatif lebih aman.

“Prosedur ini dikerjakan hanya dalam satu kali proses laser dan otomatis membuat proses waktu tindakan menjadi relatif lebih cepat. Teknik ini bisa diselesaikan hanya dalam hitungan detik dan memberikan kenyamanan setelah tindakan tanpa rasa sakit,” tutur Setiyo Budi Riyanto, Direktur Utama Jakarta Eye Center (JEC) Menteng.

Pada tahap pertama prosedur dilakukan, laser menembus masuk ke lapisan strom kornea untuk membuat jaringan tipis atau lenticule. Ketebalan lenticule dibuat sesuai dengan ukuran kelainan refraksi yang dimiliki pasien. Kemudian laser membuat sayatan kecil untuk menarik lenticule keluar.

Pada tahap kedua, dokter mengangkat lenticule melalui sayatan kecil yang telah dibuat sebelumnya. Sayatan yang dibuat hanya sebesar 2-4mm. Lalu pada tahap ketiga, lenticule terangkat dan menyebkan perubahan bentuk kornea yang baru sehingga dapat memperbaik kelainan refraksi pasien. Sayatan kecil tadi akan melekat dengan sendirinya tanpa perlu dijahit.

Namun, lanjutnya, pasien yang dapat menjalani prosedur ini memiliki sejumlah persyaratan. Persyaratan pertama adalah sudah berusia 18 tahun ke atas dan kedua mata harus dalam keadaan sehat. Persyaratan lainnya adalah ukuran minus atau hasil kombinasi antara minus dengan silinder mulai dari S-3.00 diopter hingga S-10.00 diopter.

“Pasien juga harus melepas soft contact lens selama 14 hari atau hard contact lens selama 30 hari berturut- turut. Dia juga tidak sedang hamil atau menyusui, bagi wanita.”

Menurutnya, tindakan Relex Smile sangat tepat untuk individu yang memiliki mobilitas tinggi, aktif, dinamis dan berkecimpung di dunia olahraga, seperti tinju, selam, taekwondo dan lainnya. Dengan prosedur ini, pasien tidak rentan dengan trauma pada mata.

Lebih lanjut dia memaparkan, Relex Smile memiliki sejumlah perbedaan dengan lasik. Pada lasik memiliki dua tahapan dalam menghilangkan kelainan refraksi.

Pertama, dengan pembuatan flap di lapisan stroma kornea dan menggunakan femtosecond laser. Kedua, setelah flap dibuka, dilakukan tindakan ablasi jaringan stroma yang sesuai dengan ukuran kelainan rekfraksi dengan excimer laser untuk menghilangkan minus atau silinder. Kemudian flap ditutup kembali.

Pada Relex Smile, femtosecond laser bekerja langsung di dalam lapisan stroma kornea untuk membentuk lenticule sesuai dengan ukuran kelainan refraksi. Lalu sinar laser tersebut membuat sayatan kecil sekitar 2-4 mm untuk jalan mengeluarkan lenticule.

Meskipun prosedur Relex Smile sudah sedemikian modern, tetapi menurut Ni Retno Setyoningrum, prosedur ini tetap memiliki efek samping bagi mereka yang menjalaninya.

“Pada dasarnya, setiap tindakan operasi memiliki risiko. Namun, tindakan laser vision correction umumnya aman dan memiliki risiko yang rendah,” ujar dia.

Karena itu dia meminta kepada masyarakat yang ingin menjalaninya untuk terlebih dahulu berdikusi dengan dokter mata. Salah satu tujuan dari diksusi dengan dokter tersebut menurutnya adalah karena proses penyembuhan dapat berbeda pada setiap individu. Namun pada kebanyakan orang, ketajaman penglihatannya sudah dapat berjalan baik dan stabil pada 1-3 hari pascatindakan.

“Setelah tindakan Relex Smile, anda sudah dapat mengendarai kendaraan, bekerja dan beraktivitas fisik seperti biasa tanpa menggunakan kacamata atau lensa kontak.”

JEC sendiri merupakan institusi kesehatan yang memiliki fasilitas tersebut. Laser Vision Correction Center di JEC menurutnya telah berpengalaman mengatasi kelainan refraktif mata (minus, silinder, plus) lebih dari 30.000 pasien sejak 1992.

Selain Relex Smile, JEC juga memiliki fasilitas RetCam yang merupakan alat non invasif berupa kamera digital yang dapat melihat dan merekam langsung retina bayi sehingga tim dokter dapat menganalisa dan merencanakan tindakan yang lebih tepat. Retcam juga dapat mendeteksi bayi atau anak-anak yang diduga menderita kelainan retina, seperti Retinopathy of Prematury (ROP), toksopiasma dan retinoblastoma (tumor mata ganas pada anak-anak).

JEC memiliki RetCam generasi terkini yang portable sehingga dapat dibawa ke tempat bayi dirawat (RetCam Shuttle). Dengan begitu, bayi prematur tidak perlu dipindahkan dan kondisinya tetap terjaga. Selain RetCam, JEC juga memiliki program pemeriksaan awal untuk mendeteksi gejala penyakit mata yang dapat mengancam penglihatan, bernama “Eye Check”.

Dengan program ini, hanya dalam waktu 15 menit pasien sudah dapat mengetahui apakah berisiko terkena Katarak, Glaukoma serta masalah pada retina, kornea dan penyakit mata lainnya.

Penulis : Yoseph Pencawan
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro