Bisnis.com, JAKARTA - Badak putih jantan terakhir di dunia meninggal pada hari Senin di Ol Pejeta Conservancy di Kenya menyusul serangkaian infeksi dan masalah kesehatan lainnya.
Badak bernama Sudan itu meninggal pada usia 45 tahun. Keberadaan badak putih ini hampir punah dan selalu diburu. Saat ini, hanya dua badak putih utara yang tersisa: Najin, putri Sudan, dan Fatu, cucu perempuannya, keduanya kini berada di tempat pemeliharaan.
Menanggapi kematian badak putih karena ulah manusia itu, Hamish Daud Wyle, suami dari Raisa ikut bersuara. Dia selama ini memang dikenal sebagai pencinta lingkungan an aktif melindungi alam.
"Sangat sedih melihat hal ini. Spesies yang telah bertahan hidup jutaan tahun ini tidak dapat bertahan hidup lagi karena ulah manusia," tulisnya dalam akun instagramnya.
Badak Putih (Ceratotherium simum) adalah salah satu dari lima spesies badak yang masih ada dan salah satu dari sedikit spesies megafauna yang tersisa. Binatang ini adalah binatang darat besar yang masih ada di dunia setelah gajah, bersama dengan badak India dan kuda nil.
Badak ini diketahui untuk mulut lebarnya yang digunakan untuk makan rumput dan menjadi spesies badak yang paling bersosialisasi. Badak Putih adalah badak paling umum dari semua badak dan memiliki dua subspesies, dengan subspesies utara lebih jarang daripada selatan. Subspesies utara memiliki 50 yang tersisa di dunia.
Berikut fakta terkait badak putih
Nama ilmiah: Ceratotherium simum
Lama hidup: 40 – 50 tahun
Periode gestasi: 16 – 18 bulan
Tingkat trofik: Herbivorous Encyclopedia of Life
Massa: Jantan: 2.300 kg, Betina: 1.700 kg
Tinggi: Jantan: 1,7 – 1,8 m (Pada bahu), Betina: 1,6 – 1,8 m (Pada bahu)