Bisnis.com, JAKARTA-- Tenun adalah salah satu wastra Indonesia yang memiliki nilai jual yang tinggi. Guna mempertahankan eksistensi kain tenun tentu dibutuhkan inkubator untuk menghasilakan perajin tenun yang berkualitas.
Desainer senior Merdi Sihombing turut ambil bagian dalam melestarikan wastra ini. Dia mengatakan supaya dapat berkelanjutan, butuh inkubator-inkubator yang mengedukasi tentang cara pengelolaan dan pembuatan tenun yang berkelanjutan kepada perajin dan desainer.
“Selama ini, euforia budaya melalui kain tenun masih sekadar di permukaan saja. Mengingat penggarapan kain tenun masih belum total bahkan belum maksimal karena industrinya belum tertata,” ujar Merdi, dikutip Selasa (15/5/2018).
Hal itu berdampak pada perilaku anak mudah yang baru sebatas menyukai kain, tetapi belum mampu menikmati. Alasanya, tambahnya, karena harga kain tenun masih relatif mahal. Selain itu, kain tenun juga belum bisa digunakan untuk busana siap pakai.
“Kain tenun dapat dikatakan cukup tebal sedangkan Indonesia adalah negara tropis. Tantangan yang muncul adalah bagaimana mengolah kain tenun menjadi lebih tipis dan sesuai dengan iklim di Indonesia, tetapi tetap berkualitas,” jelasnya.
Merdi mengatakan, hal itu sangat mungkin dilakuan jika dikerjakan oleh orang-orang yang sangat mengerti tenun, termasuk persoalan yang dihadapi di lapangan.