Bisnis.com, JAKARTA – Sebagai bagian dari tugas akhir sekolah, 14 murid Erudio School of Art mengadakan pameran seni bertajuk "Basa-Basi".
Pameran ini digelar pada 27-28 Juni 2018 di Goethe-Institut Jakarta. Pameran tersebut merupakan Final Major Project (FMP) sekaligus ajang Kenduri Lulus bagi ke-14 siswa tersebut setelah mengenyam pendidikan setara SMA selama tiga tahun.
Erudio School of Art High School (ESoA) adalah sekolah seni rupa setingkat SMA yang berdiri pada 2013. Sebelum menggelar FMP, ke-14 murid tersebut sebelumnya sudah lebih dulu mengadakan pameran tunggal di beberapa tempat di Jakarta, pada April-Mei 2018.
"Phantasmagoria in Blue" karya Zahra Chinintya.
Tiap karya yang dipamerkan dipersiapkan secara matang oleh masing-masing siswa selama sembilan bulan. Karya-karya itu juga mempunyai makna dan arti tersendiri bagi mereka.
Karya berjudul "Phantasmagoria in Blue" dari Zahra Chinintya misalnya, menyampaikan pesan tentang arti warna biru baginya dalam hidup.
“Kita sebagai orang, menghadapi banyak hal yang memengaruhi kita menjadi seperti sekarang. Phantasmagoria in Blue adalah perjalanan menemukan makna di balik warna biru di dalam alam bawah sadar sang seniman, di samping urutan harian yang terjadi dalam imajinasi mereka,” paparnya saat ditemui Bisnis pada acara Kenduri Lulus Batch 3, Pameran Basa-Basi, di Goethe-Institut, Menteng, Jakarta, Rabu (27/6/2018).
"Chainfall" karya Kevin Kamal G.N.
Kemudian, ada pula karya bertajuk "Squared 3" dari Azra Dereinda. Dia membuat tiga karakter yang masing-masing bernama Ruben, Morte, dan Lucius.
Ketiga karakter ini digambarkan melalui habitat mereka. Lewat karyanya ini, Azra bermain dengan seni piksel dan miniatur.
Sementara itu, karya "Word Vomit" dari Seroja Wibisono mengintegrasikan rasa takutnya atas berbagai rahasia yang disimpannya.
Dia mengombinasikan tekstil, instalasi lampu, dan suara. Kain yang digunakan memiliki motif yang unik, didapat dari data gelombang suara pada rekaman yang suaranya bisa didengar dari dalam kotak-kotak yang turut dipamerkan.
Joja, panggilan akrabnya, mengungkapkan bahwa karya tugas akhirnya ini memperlihatkan kejujuran atas rahasia yang selama ini disimpannya dalam-dalam.
"Play More" karya Karsa Hartanto.
"BARE" karya Syifa Mahala.
Ada juga Syifa Mahala, yang membuat karya berjudul "BARE". Konsep yang diusungnya didasarkan pada pengalaman dan masalah pribadinya, yang kemungkinan dihadapi juga oleh orang-orang lain.
“Dengan berbagai aturan dan persyaratan tidak tertulis yang harus dipenuhi untuk mencapai puncak eksistensi sosial, orang cenderung pura-pura keluar, mendorong diri mereka sendiri untuk menjadi orang lain,” tuturnya.
Selain empat karya tersebut, masih ada karya-karya lainnya yang juga dibuat oleh para murid ESoA.
“RAW” oleh Safira Aini (berkolaborasi dengan Sharon Bittner (G.O)).
"Super Super" karya Pragyata Ruwayda.