Bisnis.com, JAKARTA -- Banyak masyarakat yang menyepelekan penyakit flu akibat virus influenza karena dianggap sebagai penyakit ringan yang dapat sembuh dengan sendirinya. Ini terjadi karena pandangan masyarakat yang menyamakan influenza dengan selesma atau common cold.
Keduanya memang memiliki gejala awal yang hampir sama yaitu batuk disertai pilek atau hidung tersumbat, ditularkan melalui kontak fisik, udara dan percikan ludah. Namun, virus influenza jelas lebih ganas dibandingkan selesma karena dapat menyebabkan komplikasi yang berujung pada kematian, jika tidak segera diatasi dengan baik.
Berdasarkan data WHO, diperkirakan terdapat 500.000 kematian akibat influenza yang terjadi setiap tahunnya, dengan kasus berat sebanyak 3 juta hingga 5 juta. Komplikasi influenza dapat berupa radang paru, infeksi telinga, infeksi sinus, dan memperburuk kondisi medis pasien gagal jantung, asma, dan diabetes.
Iris Rengganis dokter spesialis penyakit dalam yang juga Satgas Imunisasi Dewasa mengatakan, gejala penyakit influenza bukan hanya sekadar batuk, pilek dan bersin-bersin saja. Tetapi disertai demam tinggi secara tiba-tiba selama 3 hingga 4 hari, sakit kepala, nyeri sendi dan otot yang teramat, serta badan terasa sangat lemah hingga harus terbaring di tempat tidur.
“Kalau hanya radang tenggorokan biasa, batuk, pilek, dan bersin-bersin, itu penyakit selesma atau common cold. Gejalanya lebih ringan dibandingkan influenza. Jadi jangan samakan selesma dan influenza karena virusnya juga berbeda,” ujar Riris.
Selesma disebabkan virus selesma (cold virus atau rhinovirus), sedangkan flu atau influenza disebabkan virus influenza yang memiliki berbagai tipe, yaitu tipe A, B, dan C. Virus ini gampang bermutasi dan bisa menyebabkan berbagai penyakit flu yang mematikan. Misalnya saja, flu burung, flu babi, flu Singapura, dan lain sebagainya.
Iris menuturkan ketika seseorang terserang selesma, proses penyembuhannya lebih mudah, hanya dengan perbanyak minum air putih, istirahat yang cukup, dan minum vitamin C. Namun, jika disertai gejala yang mengarah pada influenza, perlu pengobatan yang lebih serius.
“Apalagi ketika daya tahan tubuh seseorang lemah, biasanya akan mudah tertular virus influenza. Ketika sudah muncul gejala-gejala harus segera di bawah ke UGD untuk cek darah dan mendapatkan pengobatan pertama, jangan sampai terlambat karena bisa menyebabkan terjadinya komplikasi.”
Menurut Iris komplikasi penyakit influenza lebih berisiko terjadi pada anak-anak, seseorang berusia lanjut lebih dari 65 tahun, serta pasien penderita penyakit kronik. Namun, tidak menutup kemungkinan setiap orang dapat terserang virus influenza mengingat cara penularannya yang sangat mudah. Terutama seseorang yang sering traveling dan bertemu banyak orang, termasuk para atlet.
Pencegahan yang paling aman dan terbaik untuk penyakit influenza ialah melalui vaksinasi. Sebab, virus dapat menyebar dengan mudah baik melalui kontak fisik, maupun melalui udara atau cairan tubuh.
Selain itu, dapat dicegah dengan menggunakan masker, mencuci tangan sebelum makan, perbanyak makan buah yang mengandung vitamin C, serta menerapkan gaya hidup sehat. “Perlindungan primer tetap vaksin. Ini berlaku selama satu tahun karena virus influenza sering bermutasi sehingga perlu diberikan berulang setiap tahun.”
VAKSIN BAGI ATLET
Para atlet yang sudah menerapkan gaya hidup sehat dan mengkonsumsi makanan bergizi, tidak tertutup kemungkinan terserang virus influenza karena mereka banyak melakukan kontak dengan tim atau lawan.
Oleh karena itulah, Pusat Pengembangan IPTEK dan Kesehatan Olahraga Nasional (PP-ITKON) sebagai UPT Kemenpora bekerja sama dengan Satgas Imunisasi Dewasa PBPAPDI dengan Sanofi Pasteur memberikan vaksinasi kepada para atlet Asian Games 2018.
Hariyono, dokter spesialis penyakt dalam yang juga merupakan dokter di PPTIKON mengatakan bahwa seorang atlet membutuhkan kondisi fisik yang sehat dan kuat. Bila dilihat secara fisiologi, atlet adalah seseorang yang melakukan suatu aktivitas fisik yang berat sehingga harus ditunjang dari segi gizi maupun daya tahan tubuh.
“Saat diserang beberapa penyakit, terkadang tubuh tidak dapat menangkal penyakit tersebut secara optimal sehingga dibutuhkan zat yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Zat tersebut dapat berupa vaksin,” ujarnya.
Vaksinasi Influenza menjadi yang pertama diberikan kepada para atlet karena penyakit ini terlihat ringan tapi sangat membahayakan. Tidak hanya bagi pribadi atlet itu sendiri, tetapi juga tim karena proses penularannya yang sangat mudah.
“Bagi atlet, influenza ini sangat merugikan karena menyebabkan badan menjadi lemas dan tidak dapat berlatih dengan normal. Selain itu, risiko besar penularan kepada atlet lain dapat terjadi, yang akhirnya akan merugikan tim secara keseluruhan. Karena itulah, perlu dicegah dari awal,” tambahnya.
Dengan adanya pemberian vaksinasi tersebut, diharapkan dapat menjadi alternatif pendukung peningkatan prestasi para atlet menuju puncak prestasi Asian Games dan Asian Para Gamas 2018.