Bisnis.com, JAKARTA – Komunitas 22 Ibu berkesempatan menggelar pameran lukisan dengan teknik batik lilin dingin bertema Drama, Mitos, dan Spiritual di Museum Basoeki Abdullah, Cilandak, Jakarta Selatan, pada 27 Juli hingga 4 Agustus 2018.
Pemilihan kategori diatas bermaksud menggambarkan pemikiran Basoeki Abdullah yang penuh dengan sikap-sikap religius, serta spirit lokal dengan pembawaan yang romantis. Dalam kategori ini sejumlah tema dapat dimasukan, seperti cerita pewayangan, dunia religi, cerita rakyat, dunia mitos, maupun hal-hal yang terkait dengan tema-tema yang bersifat naratif. Sebut saja seperti karya lukisan Nyi Roro Kidul, Jaka Tarub, Dewi Sri, dan lainnya. Kategori ini menandai rangkaian pemikiran Basoeki Abdullah yang tak bisa lepas dari peran sosialnya sebagai anggota masyarakat.
Kegiatan ini dihelat untuk semakin memperkenalkan tehnik Batik lilin dingin kepada masyarakat. Ketua Pelaksana acara ini Ayoeningsih Dyah Woelandhary, dosen dari Universitas Paramadina mengatakan, di sisi lain juga untuk mengenang dan menghormati hasil karya salah satu maestro lukis Indonesia yang luar biasa.
“Karya batik yang akan dipamerkan adalah karya 44 perupa dari Komunitas 22 Ibu yang berdomisili di Bandung dan Jakarta, yang terdiri dari Perempuan Pendidik Seni Indonesia, serta Guru dan Dosen lain dari Lintas peruguran tinggi di Indonesia,” katanya.
Pameran Cerita dan Mitos Indonesia Dalam Batik Lilin Dingin juga bertujuan untuk mengangkat karya seni rupa yang digagas dari cerita mitos dan legenda dari Indonesia yang berisi pesan moral dan kebaikan. Terlebih lagi generasi muda sekarang ini dapat dikatakan terasing dari cerita dan legenda tersebut. Melalui pameran ini para generasi muda diharapkan dapat mengenal kembali sekaligus melestarikan kekayaan sastra Indonesia tersebut.
Dalam proses persiapan pameran Kurator Nuning Damayanti menetapkan 10 cerita dari Indonesia yang mengusung moral dan kebaikan bagi pembentukan karakter generasi bangsa. Adapun 10 cerita tersebut terdiri atas 5 cerita mitos dan 5 cerita legenda. Oleh karena itu setiap 1 cerita digarap olahan visualnya oleh 5 perempuan perupa berdasarkan urutan cerita, dan merepresentasikan narasi visualnya di atas wastra berukuran 40 cm x 115-120 cm.
Pameran ini merupakan salah satu pameran kerjasama Museum Basoeki Abdullah yang diselenggarakan dengan komunitas-komunitas di Museum Basoeki Abdullah. Pada tahun ini Museum Basoeki Abdullah membuka diri lebih luas kepada masyarakat dalam bentuk dibukanya ruang publik di area Gedung II. Masyarakat khususnya generasi muda dapat memanfaatkan area tersebut untuk berpameran maupun menyelenggarakan lokakarya. Dibukanya ruang untuk publik ini merupakan bentuk dari kehadiran negara secara langsung ke tengah-tengah masyarakat, khususnya dalam bidang seni rupa.