Bisnis.com, JAKARTA --Robot dapat melakukan banyak pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia, akan tetapi dapatkah mereka menggantikan seniman?
Sekelompok pengusaha Perancis yang percaya akan hal tersebut menyusun algoritma di komputer untuk kemudian dapat menciptakan lukisan asli yang memiliki beberapa kemiripan dengan karya-karya pelukis legendaris seperti Rembrandt.
Lukisan-lukisan ulangan dari "Baron of Belamy" beserta lingkungan aristokrasinya tampak bernoda dan kabur sehingga tidak akan menarik perhatian para kliennya Rembrandt, akan tetapi cukup bagus bagi sebuah rumah lelang, Christie, untuk menjual salah satu dari lukisan tersebut di New York pada Oktober 2018 dengan kisaran harga US$7.000 hingga US$10.000.
"Kami adalah seniman yang menggunakan kuas berbeda. Kuas kami adalah sebuah algoritma yang dikembangkan di sebuah komputer," ujar Hugo Caselles-Dupre, seorang ahli komputer yang mendirikan kelompok tersebut bersama dengan teman masa kecilnya, Gauthier Vernier dan Pierre Fautrel, yang notabene memiliki latar belakang bisnis.
Mereka bertiga menjual "The Count of Belamy" dengan harga sekitar US$10.000 kepada kolektor asal Paris, Nicolas Laugero-Lasserre.
"Hal yang mengherankan adalah kenyataan bahwa mereka tidak mengerti apa-apa soal seni, tidak sedikit pun," ujar Laugero-Lasserre.
"Awalnya, saya pikir mereka orang gila. Namun, pada akhirnya saya bertanya-tanya apakah mereka gila atau jenius? Kita akan lihat nanti," lanjutnya.
Beberapa seniman tidak yakin mesin dapat menciptakan karya seni yang nyata.
Seorang pelukis, Robert Prestigiacomo mengatakan, "Jika tidak ada kemarahan dari dalam diri Picasso, 'Guernica' tidak akan pernah ada. Jika Modigliani tidak jatuh hati kepada model-modelnya, lukisan-lukisan telanjangnya akan terasa membosankan dan tidak menarik,"
"Selalu ada perasaan di balik sebuah lukisan, selalu -- apakah itu marah, kerinduan, atau hasrat," lanjutnya.