Bisnis.com, JAKARTA – Sering kali sebuah tindakan yang tidak sesuai dengan jalan pikiran anak membuat dia cenderung membantah permintaan orang tua. Kondisi ini harus ditanggapi dengan serius agar sang anak tidak terbiasa dengan sikap tersebut.
Psikolog Anak, Ayoe Sutomo mengatakan sikap membantah permintaan orang tua memiliki alasan yang berbeda di tiap-tiap usia. Jika masih belia sekitar usia 3 – 4 tahun, orang tua perlu memberikan alasan terhadap sesuatu yang diminta pada anak.
Misalnya, di usia di bawah 10 tahun, orang tua sering meminta anak untuk tidur siang. Pada usia tersebut, anak lebih membutuhkan sebuah alasan konkrit sehingga menuruti permintaan ayah atau ibunya. Sistem kognitif anak masih membutuhkan alasan yang rasional di setiap hal yang diminta orang tua.
“Pada usia itu, anak sedang merangkai sistem kognitifnya. Nah orang tua tertantang sekali untuk memberikan jawaban-jawaban yang tepat kenapa harus begini dan begitu,” katanya usai peluncuran produk terbaru Cadbury di Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Kemudian di usia pra remaja, anak sedang memasuki proses pencarian jati diri. Pada masa itu anak masih ingin mencoba sesuatu. Alhasil saat orang tua melarang, anak cenderung akan membantah. Pada posisi ini, orang tua harus mampu menjelaskan kepada anaknya baik dan buruk sesuatu yang akan dilakukan.
Sedangkan saat memasuki remaja, proses diskusi perlu diperkuat antara anak dan orang tua. Menurut Ayoe, jika orang tua mampu berkomunikasi dengan baik dan memberi penjelasan ke anak di usia remaja, maka proses bantah membantah harusnya tidak terjadi.
“Misalnya melakukan diskusi seperti menurut pandangan mama hal itu begini, kemudian menurut pandangan kamu bagaimana. Proses itu harus dilakukan dengan diskusi,” ujarnya.
Dia menyebut sering kali orang tua tertinggal dalam menyelesaikan sebuah permasalahan dengan anak. Orang tua acap kali terus memperlakukan anak seperti masih kecil, padahal dia sudah tumbuh remaja. Menurutnya, orang tua perlu menyelesaikan masalah dengan anak sesuai usianya.