Andre Dananjaya (Kopernik) Suzy Hutomo (CEO Body Shop), Suseno Sukoyono (Staf Ahli KKP), Gede Robi Supriyanto (Navicula)./Dok. Kopernik
Entertainment

Vokalis Navicula Ajak Multipihak Kelola Sampah Plastik

Yanuarius Viodeogo
Jumat, 14 Desember 2018 - 10:14
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Gede Robi Supriyanto, musisi dan vokalis Navicula sekaligus aktivis lingkungan hidup, ingin agar proyek kerja sama dengan Akarumput-organisasi advokasi lingkungan dan Kopernik berjudul Pulau Plastik dapat menggugah multipihak dalam menata kelola sampah plastik lebih baik lagi. 

Hal itu diutarakannya disela-sela pemutaran dan diskusi Pulau Plastik, sebuah serial video edukasi dengan pendekatan budaya populer yang bertujuan untuk mendorong kesadaran masyarakat lokal dalam mengelola sampah secara lebih bertanggung jawab.

Hadir sebagai pembicara dalam sesi diskusi, Suzy Hutomo, CEO The Body Shop Indonesia, Suseno Sukoyono, Staf Ahli Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Andre Dananjaya dari Kopernik, penyelenggara pemutaran dan diskusi film yang berlangsung akhir Oktober 2018 lalu. 

Robi menjelaskan beberapa segmen di dalam serial video Pulau Plastik ini. Misalnya saja, ketika ia berkunjung di wilayah perairan di Semarang, Jawa Tengah bersama Inneke Hermanto, peneliti dari Universitas Soegija Pranata dan mengambil beberapa contoh ikan bandeng untuk kemudian diuji lab.

Hasil laboratorium terhadap ikan bandeng yang diuji menunjukkan banyaknya kandungan mikroplastik yang terdapat di dalam perut ikan bandeng tersebut.

 Robi juga menunjukkan pola pemisahan sampah organik dan anorganik yang bisa dilakukan pada skala rumah tangga hingga desa. Pada segmen terakhir, dia menampilkan kejutan bagi pengunjung pasar swalayan yang membawa tas belanja mereka sendiri. 

"Cerita yang diangkat ini sebetulnya ingin menunjukan bagaimana proses kolaborasi lintas pihak akan mampu memberikan dampak nyata terhadap peningkatan pengelolaan sampah plastik. Proses di balik layar Pulau Plastik ini melibatkan begitu banyak komunitas peduli lingkungan, seperti Trash Hero, Malu Dong, serta beberapa aktivis lingkungan yang berbasis di Bali," ujar Robi dari rilis yang diterima Bisnis, Jumat (14/12/2018).

Dikatakan, dengan adanya upaya yang dibarengi inisiatif pribadi merupakan kunci utama dalam menanggapi isu sampah plastik seperti yang dilakukan warga Bali yang menganut Tri Hita Karana, yaitu relasi manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. 

“Kita hanya perlu mengingat kembali apa yang sudah kita lihat dan rasakan selama ini. Siapa lagi yang akan menanggung dampak sampah plastik bila bukan kita sendiri,” ujarnya.

Suseno Sukoyono, Staf Ahli di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan, upaya pemerintah dalam menerapkan regulasi terhadap tata kelola sampah akan sia-sia bila tidak mendapatkan dukungan dari pihak swasta serta masyarakat. 

"Sebetulnya sudah ada landasan hukum serta penerapan sanksi bagi warga yang melanggar peraturan pemerintah soal sampah tersebut, namun sayangnya penerapannya masih sangat lemah," kata Suseno. 

Senior Communications Officer Kopernik, Andre Dananjaya mengatakan, pemutaran serial video Pulau Plastik diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga lokal untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti tas kresek, sedotan plastik, serta peralatan makan plastik. 

"Kampanye publik seperti ini harus didukung secara konsisten oleh sektor swasta, seperti restoran, pasar swalayan, dan hotel, serta juga pemerintah dan lembaga atau komunitas berbasis masyarakat. Tidak hanya itu, hal yang tak kalah pentingnya adalah cara mengawal konsistensi dan komitmen dalam penerapan kebijakan plastik sekali pakai tersebut," kata Andre lebih lanjut. 

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro