Bisnis.com, JAKARTA - Apakah Anda pernah marah atau menangis ketika memperoleh nilai B+ atau berada di posisi kedua? Kemungkinan besar Anda adalah tipikal orang yang perfeksionis di luar batas.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada kalanya perfeksionisme diperlukan. Hal ini akan membantuk kita untuk menetapkan standar yang tinggi sehingga termotivasi untuk memenuhi standar-standar tersebut. Itulah sebabnya banyak orang perfeksionis yang berprestasi.
Akan tetapi, perfeksionisme yang tidak dikendalikan dengan baik justru dapat mendatangkan kerugian bagi kehidupan Anda, khususnya mengenai kesehatan mental.
Berikut ini tanda-tanda bahwa perfeksionisme sudah di luar kendali dan menghambat Anda untuk maju, dilansir Huffington Post:
1. Anda selalu ingin menyenangkan orang lain
Perfeksionisme biasanya dapat terjadi sejak usia dini, misalnya anak yang didorong untuk terus berprestasi dan mengejar kemenangan. Orang-orang yang diajari perfeksionis sejak kecil umumnya ingin meraih keberhasilan demi menyenangkan orang lain. Padahal mengejar yang sempurna dalam segala hal tidak selalu memberikan kepuasan, justru menyebabkan frustasi.
2. Anda tahu bahwa perfeksionis menyakiti Anda, tetapi menganggapnya sebagai harga yang harus dibayar
Orang yang perfeksionis akan berusaha keras untuk menjadi orang yang biasa-biasa saja. Dia memiliki pikiran bahwa tanpa rasa sakit tidak akan ada keberhasilan. Mereka tidak lagi mengasihi diri sendiri demi mencapai target keberhasilan yang sudah ditetapkan.
3. Suka menunda
Walaupun orang perfeksionis cenderung termotivasi untuk mencapai sesuatu, mereka juga terkadang takut akan kegagalan. Hal ini cenderung membuat si perfeksionis menunda dalam melakukan sesuatu.
4. Sangat kritis pada orang lain
Perfeksionis yang berlebihan dapat membuat seseorang menjadi sangat kritis terhadap orang lain, bahkan cenderung menghakimi. Si perfeksionis bisa menjadi orang yang sangat diskriminatif, tidak menghargai orang lain, dan menganggap remeh orang lain.
5. Menghindari risiko
Orang perfeksionis cenderung menghindari risiko. Padahal hal ini dapat menghambat kreativitas dan inovasi. Bagi orang perfeksionis, hidup adalah sebuah ya atau tidak. Ketika dia sudah menetapkan pikirannya terhadap sesuatu, ambisinya akan sangat kuat untuk mengejar hal tersebut. Tetapi, apabila dia merasa hal tersebut terlalu berisiko, dia akan mundur.
6. Mengalami kesulitan untuk terbuka pada orang lain
Orang perfeksionis merasa harus melindungi dirinya dari orang lain. Akan tetapi, hal ini justru membuatnya sama sekali tidak terhubung dengan orang lain.
7. Mudah menangis
Orang perfeksionis cenderung sedih terhadap kegagalan-kegagalan kecil dalam hidupnya. Inilah yang membuatnya sering menangisi keadaan. Dia tahu bahwa tidak ada gunanya menangisi keadaan, tetapi dia tetap melakukannya.
8. Segala sesuatunya diambil hati
Walau suka mengkritik orang lain, si perfeksionis cenderung tidak tahan akan kritikan orang lain. Mereka cenderung mengambil hati setiap perkataan orang lain secara personal dan menganggap dirinya sebagai orang yang tidak baik, tidak pantas, dan tidak hebat. Si perfeksionis akut cenderung defensif ketika dikritik.
9. Sulit merasa puas
Orang perfeksionis selalu merasa dirinya belum mencapai tujuan. Mereka bahkan fokus terhadap hal-hal yang belum terjadi. Mereka tidak ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja.
10. Senang ketika orang lain gagal
Orang perfeksionis senang ketika orang lain gagal. Hal ini terjadi karena mereka cenderung sangat fokus mengasihani diri sendiri akan kegagalannya. Jadi, ketika ada orang lain gagal, dia merasa lebih nyaman dan lebih baik.