Bisnis.com, JAKARTA - Karyawan beracun itu seperti duri dalam daging. Mereka cenderung memiliki sikap negatif, penolakan terhadap perubahan, tidak bertanggung jawab dan tidak terorganisir, agresif / sangat defensif dan kurang kredibilitas.
Singkatnya, mereka adalah jenis karyawan yang tidak ingin Anda pekerjakan dan bekerja dengan Anda.
Karyawan beracun itu seperti duri dalam daging.
Mereka cenderung memiliki sikap negatif, penolakan terhadap perubahan, tidak bertanggung jawab dan tidak terorganisir, agresif / sangat defensif dan kurang kredibilitas. Singkatnya, mereka adalah jenis karyawan yang tidak ingin Anda pekerjakan dan bekerja dengan Anda.
Karyawan beracun menurunkan tingkat produktifitas organisasi mana pun, meningkatkan frustrasi yang dihadapi oleh manajer, menurunkan motivasi dan membuat marah karyawan yang baik agar meninggalkan perusahaan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cornerstone OnDemand mengungkapkan bahwa ketika seorang karyawan beracun memasuki tempat kerja, 54 persen karyawan yang baik cenderung memilih untuk berhenti. Yang terburuk adalah mereka sulit dikenali karena mereka hanya menunjukkan sikap asli mereka setelah menghabiskan beberapa waktu di perusahaan.
Jadi, apakah Anda memiliki karyawan beracun di tempat kerja Anda? Partner rekrutmen terbaik di Asia, JobStreet.com, berbagi cara untuk mengidentifikasi lima jenis karyawan beracun dan langkah yang dapat Anda ambil untuk menanganinya:
1. Mudah Marah
Karyawan yang mudah marah adalah yang terburuk. Mereka tidak dapat bekerja dengan baik bersama karyawan lainnya dan tidak berorientasi pada pelanggan.
Mereka dapat memberi kerugian bagi perusahaan dengan cara membuat pelanggan dan karyawan lainnya pergi karena tidak tahan dengan sifatnya yang pemarah.
Sifat
Secara umum sulit didekati dan tidak sabar
Tidak ragu untuk berargumen atau berteriak kepada klien dan kolega
Memiliki reputasi sering kehilangan kesabaran dan membuat kerusuhan di tempat kerja.
Cara mengatasi
Atasi perasaan negatif dengan mendekati karyawan pemarah ini menggunakan cara yang halus, sikap peduli dan tidak agresif.
Mencari tahu alasan mereka marah dan menawarkan solusi pada masalahnya.
Pada saat akhir diskusi, selalu cek karyawan tersebut untuk mengetahui perasaannya dan apakah mereka puas dengan solusi yang diberikan.
2. Pembuat Alasan
Untuk si pembuat alasan, kata favorit mereka adalah “ini bukan urusan saya”. Pembuat alasan akan melakukan apa yang diminta dan tidak lebih. Mereka biasanya sangat tidak dapat dipercaya dan sangat baik dalam menolak membantu area atau divisi lain yang bukan wilayah pekerjaannya.
Sifat
Ahli dalam membuat alasan untuk menghindari permintaan kerja.
Biasanya memiliki tingkat ketidakhadiran yang tinggi dan kurangnya motivasi.
Hanya akan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan sedikit usaha.
Cara mengatasi
Membuat ekspektasi kerja yang jelas bagi seluruh karyawan selama wawancara dan review ekspektasi ini dari waktu ke waktu selama masa kerja karyawan.
Jangan biarkan karyawan beracun ini mempengaruhi karyawan lainnya, selalu memberi insentif pada kerja kelompok dan buat seluruh karyawan berkolaborasi dalam bekerja.
Buat delegasi kerja yang tepat menjadi budaya yang dapat memperbaiki keterampilan.
3. Si Tukang Nebeng
Yang dikenal juga dengan “Si Pemalas”, tukang nebeng ini mirip dengan si pembuat alasan dalam banyak hal. Mereka sering absen kerja tanpa alasan yang kuat dan seorang yang membuat karyawan lainnya menjadi kelelahan karena mereka harus mengerjakan pekerjaan si pemalas.
Sifat
Tidak peduli apa yang orang lain pikirkan tentang mereka—jika mereka bisa mengabaikannya, mereka akan akan terus melakukannya.
Memiliki motivasi kerja yang sangat rendah.
Memiliki ketepatan waktu yang buruk dan sangat buruk dalam melakukan pekerjaan sesuai deadline.
Cara mengatasi
Bicara pada mereka dan mencoba mencari tahu rasa kesal yang disembunyikan dan bagaimana membantu memotivasi mereka selanjutnya.
Menyediakan ekspektasi yang jelas, meminta mereka untuk lebih bertanggung jawab dan memiliki akuntabilitas pada pekerjaan mereka.
Melakukan review dan pengecekan pekerjaan tiba-tiba/tak terjadwal.
4. Si Pesimis
Si pesimis pada umumnya kurang berpengaruh dibanding sikap beracun lainnya namun mereka memiliki kemampuan membuat semuanya di tempat kerja menjadi negatif, membuat dirinya dan karyawan lainnya muram. Si pesimis juga memiliki kecenderungan menjadi ‘Si Tukang Komplain”, seorang yang selalu komplain tentang apa saja dan kapanpun.
Sifat
Biasanya tidak tertarik pada opini orang lain dan perkembangan perusahaan.
Menganggap bekerja, menghadapi pelanggan atau bergaul dengan kolega dan atasan adalah sebuah beban.
Membuat karyawan lain merasa negatif juga.
Cara mengatasi
Bicara pada mereka, cari tahu ketidakpuasan mereka dan memperbaiki tempat kerja yang dapat bermanfaat bagi semua karyawan.
Menyebarkan sikap positif dalam atmosfer kerja dengan membagikan berita positif dan pencapaian yang dibuat oleh anggota tim.
Selalu menghargai dan memberi penghargaan pada karyawan sesuai prestasinya.
5. Si Rakus Rapat
Terkenal karena tidak produktif, meeting yang sangat lama, si rakus rapat sama merusaknya dengan karyawan beracun lainnya. Rapat yang dipimpin oleh si rakus rapat cenderung membuang waktu dan sebagai tempat untuk memaksakan pekerjaan kepada karyawan lainnya.
Sifat
Rapat yang terjadwal biasanya sangat lama dan tidak pernah langsung pada intinya.
Menyertakan individu yang tidak perlu dalam rapat, memasukkan orang lain yang tidak diperlukan dalam diskusi rapat.
Ruang rapat adalah tempat persembunyian favorit.
Cara mengatasi:
Jika Anda tidak terlibat dalam proyek atau diskusi dalam hal apapun, tolaklah rapat tersebut.
Ketika ragu tanyakan tujuan rapat dan apakah perlu rapat itu berlangsung selama 3 jam!
Selalu berlatih dan mengingatkan karyawan lainnya untuk membuat rapat yang produktif yang cukup waktu dan langsung pada intinya.
Karyawan beracun ada di hampir setiap organisasi dan mereka pasti menyebabkan kerusakan besar dalam hal keuangan. Penting juga untuk diingat bahwa beberapa karyawan beracun tidak akan pernah berubah. Mereka benar-benar beracun.
Jika perilaku beracun mereka tidak dapat disembuhkan tidak peduli berapa banyak hal yang Anda telah coba, mungkin sudah waktunya untuk membiarkan mereka pergi dan mulai mencari pengganti.