Gas rumah kaca./Ilustrasi
Fashion

Pemanas Global Kian Tinggi, Mitigasi Risiko Makin Penting

Asteria Desi Kartika Sari
Selasa, 26 Februari 2019 - 21:41
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-- Pemanasan global atau global warming masih menjadi ancaman.

Bahkan bisa mengancam sektor pangan, populasi hewan hingga perekonomian warga. Namun, untuk menanggulangi masalah itu tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Perlu kesadaran dan tekad bersama untuk menyelesaikan permasalahan itu.

Perubahan lingkungan dan iklim akibat pemanasan global yang sudah terjadi selama 10 tahun terakhir, diharapkan menjadi tamparan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Apalagi, berdasarkan laporan khusus tentang Pemanasan Global, tentang Special Report on Global Warming of 1,5° C yang dirilis Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan jika pemanasan global melebihi 1,5°C, akan berdampak buruk pada bencana alam. Ancaman yang dimaksud seperti peningkatan permukaan air laut, kemiskinan, ekosistem makhluk hidup, bahkan ketahanan pangan di berbagai belahan dunia.

Tak hanya itu, berdasarkan Living Planet Report 2019, menunjukkan terjadi kepunahan spesies rata-rata 60% antara tahun 1970 dan 2014. Artinya, rata-rata populasi hewan pada tahun 2014 telah mengalami penurunan lebih dari setengah populasi mereka pada tahun 1970.

Indonesia, termasuk negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Peningkatan curah hujan dan bahkan beberapa wilayah di Indonesia mengalami dampak yang ekstrim. Salah satunya contoh nyata, misalnya banjir di Sulawesi Selatan baru-baru ini yang merendam 78 desa di 52 kecamatan yang tersebar di 10 kota dan kabupaten.

Guna menangani risiko tersesebut, Direktur Zurich Insurance Indonesia Wirahadi Suryana mengatakan sudah waktunya untuk mengubah cara pandang. Dia mengatakan semua pihak perlu terlibat dalam kontribusi nyata untuk menangani dampak yang muncul atasperubahan iklim, sebelum menjadi lebih parah.

Dia menilai menjaga lingkungan adalah hal mendasar dan terpenting. Hal itu menjadi bagian dari mitigasi yang dapat kita lakukan. Langkah yang dapat dilakukan melalui pengurangan limbah dan sampah, memperbanyak tanaman hijau dan area resapan di sekitar rumah.

“Kita dapat mulai dengan menghindari pemakaian kantong plastik, menggunakan sedotan stainless steel yang dapat digunakan berkali-kali, menghemat penggunaan air bersih untuk mengurangi limbah.” jelas Wira dikutip Senin (25/2/2019).

Dia mengatakan mitigasi bencana dan manajemen risiko patut dilakukan untuk mencegah tingginya kerugian yang muncul dari perubahan iklim. Untuk itu, lanjutnya edukasi terkait manajemen risiko dari bencana alam juga patut digalakkan, mengingat saat ini biaya pemulihan dapat mencapai hampir 9 kali lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan untuk pencegahan.

Dia mengingatkan rencana perlindungan yang matang juga menjadi keharusan bagi individu masa kini, karena bencana alam tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya.

“Selain perlindungan mendasar seperti proteksi jiwa, kepemilikan asuransi aset juga menjadi urgen, termasuk perlindungan properti dan kendaraan bermotor untuk mengantisipasi kerugian akibat bencana alam, seperti banjir, angin kencang, serta badai dan petir,” jelasnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro