Bisnis.com, MANADO - Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sulawesi Utara menargetkan Manado Street Food Koenya-koenya dapat menjadi destinasi baru bagi para pelancong dari China.
Ketua ASITA Sulawesi Utara (Sulut) Merry Karouwan mengatakan bahwa pusat kuliner yang diresmikan pada Jumat (15/3/2019) petang tersebut telah disesuaikan dengan keinginan para wisatawan China yang datang ke Manado.
Menurutnya, para pelaku usaha wisata dan tur mengeluhkan kurangnya destinasi wisata malam hari di Manado. Kebanyakan dari wisatawan mancanegara hanya menghabiskan malam mereka dengan beristirahat selepas berwisata alam.
“Mereka minta, di Manado wisata alam banyak sekali, kalau siang oke, tapi kalau malam mau ke mana? Apalagi dalam jumlah banyak, bisa nongkrong di suatu tempat yang nyaman, maka jadilah ini,” katanya kepada Bisnis, Jumat (15/3/2019).
Dia menjelaskan, ASITA tidak memasang target tertentu terkait jumlah kunjungan wisatawan ke sana.
Menurut Merry, dalam jangka pendek, tempat tersebut diharapkan dapat menjadi pusat kuliner yang memfasilitasi kebutuhan wisatawan dan warga Manado secara umum.
“Sebenarnya kami tidak memiliki target, yang kita inginkan turis yang datang ke sini, terutama turis China, tempat ini dapat menjadi destinasi dengan makanan yang bervariasi seperti ini,” ujarnya.
Merry menambahkan, sampai dengan akhir tahun pusat kuliner tersebut akan terus beroperasi di bilangan Jl S Parman, Manado setiap hari dengan 27 gerai makanan yang tersedia.
Pembayaran, lanjutnya, akan dilakukan secara nontunai dengan menggunakan fasilitas dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Merry mengatakan ke depan, belum ada rencana penambahan kerja sama penyedia layanan pembayaran nontunai. Kalaupun ada, lanjutnya, pengelola akan bekerja sama dengan perbankan ataupun sistem pembayaran lokal.
“Jadi memang cashless ya, kami memakai kartu dari BRI sampai hari ini kami dengan BRI. Setahu saya kami masih menggunakan BRI dengan mesin EDC-nya [Electronic Data Capture] BRI,” ujarnya.