Bisnis.com, JAKARTA—Motivator gaya hidup sehat Ade Rai mengatakan dari tahun ke tahun sebetulnya telah terjadi peningkatan signifikan dalam gaya hidup sehat di masyarakat.
Dia mencontohkan bahwa orang berbondong-bondong ingin hidup sehat, tetapi belum teredukasi betul soal hidup sehat yang sebenarnya. Hal ini terlihat dari tren gaya hidup sehat yang tidak disertai dengan kesadaran akan perubahan perilaku gaya hidup sehat yang benar, misalnya olahraga.
“Hampir 50 persen orang yang pergi ke pusat kebugaran adalah mereka yang ingin menurunkan berat badan,” kata Ade.
Hal ini membuktikan bahwa masyarakat masih memiliki kecenderungan gaya hidup kurang sehat sehingga mengalami obesitas. Padahal, obesitas merupakan penyakit yang menjadi faktor risiko dari penyakit lainnya.
Artinya, masyarakat akhirnya berolahraga bukan untuk mencegah penyakit, tetapi setelah mengalami penyakit yang terakumulasi dari perilaku kurang baik selama bertahun-tahun.
Akan tetapi, perubahan minat olahraga ini tetap patut disyukuri. Setidaknya masyarakat makin sadar bahwa perilaku hidup sehat melalui olahraga ternyata mendatangkan begitu banyak manfaat.
Selama ini dia menilai bahwa masyarakat belum memiliki kesadaran tinggi dalam mencegah penyakit melalui olahraga. Terbukti, masyarakat Indonesia lebih senang berobat daripada mencegah.
“Ini yang membuat banyak pasien meningkat sehingga biaya pengobatan yang harus ditanggung negara makin tinggi,” ujar Ade.
Perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri adalah problem yang harus dibenahi, salah satunya adalah dengan memulai olahraga. Menurutnya, penyakit seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan penyakit perilaku lainnya dapat dikurangi dengan perubahan perilaku hidup yakni olahraga.
Menurut Ade, ketika orang mulai berolahraga berbagai perubahan pada tubuh dapat terjadi.
“Yang tadinya tulangnya lemah karena kurang gerak, menjadi lebih kuat. Yang tadinya minum obat terus, sekarang jadi lebih sehat,” katanya.
Dengan rajin berolahraga, potensi untuk sakit menjadi lebih kecil. Dengan olahraga, potensi untuk bergantung pada obat menjadi lebih minim.
Katakanlah seseorang berolahraga di pusat kebugaran, biasanya dia akan berlatih pengencangan otot rangka dan pengencangan otot jantung.
Ade mengatakan pengencangan otot jantung berkaitan dengan latihan kardiovaskular seperti lari, bersepeda, jalan kaki, dan lain-lain.
Sementara itu, melatih kekuatan otot rangka dengan menggunakan barbel, ketle, atau mesin dengan tujuan untuk melakukan aktivitas pembakaran gula dan menciptakan tangki gula yang lebih tinggi untuk mencegah obesitas.
Dia mengatakan bahwa banyak orang yang menganggap olahraga adalah aktivitas yang mahal. Padahal, olahraga sebetulnya tidak membutuhkan biaya.
“Anda bisa latihan atau olahraga di rumah sendiri tanpa biaya, yang mahal itu niatnya,”ujar Ade.
Ade menegaskan sebaiknya biaya mahal untuk berolahraga jangan dijadikan pembenaran untuk tidak berolahraga. Pusat kebugaran saat ini banyak disediakan gratis di berbagai tempat umum seperti di kampus, kantor, dan lain-lain, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan itu.