Bisnis.com, JAKARTA – Sejak harga tiket pesawat melambung, para wisatawan harus menguras kantong lebih dalam untuk bisa jalan-jalan. Hal ini juga berimbas pada investasi properti kondotel.
Kondotel atau kondominium hotel merupakan salah satu produk investasi properti. Pemilik hanya memiliki waktu terbatas untuk menempatinya, biasanya hanya 21 hari dalam satu tahun.
Properti ini memang untuk disewakan entah itu harian, mingguan, dan lainnya. Pengelola akan memberikan sejumlah keuntungan sewa atau rental yield bagi pemilik kondotel.
Kondotel yang berada di kawasan wisata seperti Bali, Yogyakarta, Bandung atau juga pusat bisnis seperti Jakarta atau Surabaya. Kenaikan harga tiket pesawat tentunya bisa berimbas kepada jumlah tamu yang menginap.
“Kalau kita melihat karakter kondotel. Ada yang di-manage oleh hotel, dikelola oleh operator. Ada juga yang tidak. Itu tergantung dari pemilik,” ujar Head of Advisory JLL Indonesia, Vivin Harsanto belum lama ini.
Vivin memaparkan bahwa apabila kondotel tersebut dikelola oleh manajemen hotel, maka ada kemungkinan penurunan pendapatan. Biasanya kondotel seperti ini berdampingan dengan hotel.
Namun, lain halnya kalau kondotel tersebut dikelola sendiri oleh pemilik. Sang pemilik harus bisa bersiasat agar okupansi hunian tetap tinggi.
“Kalau kita lihat kondotel di Bandung, Surabaya, atau Bali, titik-titik ini dapat dicapai dengan jalan darat,” lanjut Vivin.
Bagi pelancong asal Jakarta, mereka bisa menggunakan jalan darat untuk mencapai Bandung dan Surabaya, namun harus menggunakan pesawat terbang untuk mencapai Bali.
Sementara mereka yang tinggal di dekat Bali terutama di Jawa Timur, bisa menggunakan mobil dan kemudian menyeberang ke Bali.
Jadi memang ada sejumlah kawasan yang masih harus dicapai dengan pesawat. Ada juga area yang bisa dijangkau dengan mobil.
Kalau wisatawan harus mencapai sebuah lokasi wisata menggunakan pesawat terbang tentunya memang berimbas pada penurunan tingkat hunian kondotel. Turis harus merogoh uang banyak hanya tiket, belum dengan biaya akomodasi dan konsumsi.