Ilustrasi/Eatdietfood
Health

Mengenal Nutrigonemic, Masa Depan Praktik Diet

Eva Rianti
Selasa, 25 Juni 2019 - 17:12
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA -- Untuk memiliki tubuh yang lebih sehat dan proporsional, sebagian orang melakukan ragam upaya diet untuk mengendalikan asupan yang dikonsumsi dan menyeimbangkannya dengan teratur berolahraga. 
 
Namun, tidak semua pilihan asupan dan olahraga sesuai dengan tubuh. Misalnya, ada dua orang yang sama-sama melakukan diet keto, hasilnya bisa berbeda, yang satu berhasil langsing dan satunya tidak. 
 
Product Specialist Laboratorium Klinik Prodia Siska Damayanti mengungkapkan bahwa setiap orang memiliki kecocokannya masing-masing terhadap makanan dan aktivitas olahraga. 
 
"Ada orang yang makannya sedikit, tapi berat badannya enggak turun. Ada juga orang makan banyak, tapi badannya langsing," ungkapnya ketika ditemui Bisnis di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (25/6/2019). 
 
Dia juga mencontohkan, ada pasangan suami istri yang sama-sama suka jogging, namun yang satu bisa memiliki tubuh yang proporsional, dan satunya tidak. 
 
"Siapa yang salah? Nah, kita bisa bertanya ke DNA," lanjutnya. 
 
Dia menjelaskan, setiap orang terdiri dari banyak sel di dalam tubuh. Terdapat kromoson yang di dalamnya ada gen. Adapun, gen tersebut bisa terkait dengan kesehatan, termasuk respon tubuh terkait nutrisi dan olahraga. 
 
"Kita berbeda 0,1% DNA atau gen di dalam tubuh. Inilah yang membuat semua orang unik. Makan sama olahraganya sama belum tentu hasilnya sama," terangnya. 
 
Oleh sebab itu, dia menyarankan untuk melakukan diet nutrigonemic untuk bisa mengetahui mengonsumsi asupan dan aktivitas berolahraga sesuai dengan kondisi gen atau DNA setiap individu.
 
Siska menjelaskan, nutrigonemic bertujuan untuk menjaga peningkatan kesehatan secara umum dan meningkatkan performa olahraga dan nutrisi yang sesuai secara personal. 
 
Menurutnya, hal itu sangat penting dilakukan mengingat rawannya seseorang dalam melakukan diet yang kadangkala tidak sesuai dengan tubuh sehingga pola gaya hidup yang sehat justru tidak terwujud. 
 
Adapun, cara mengeceknya mudah sekali, yakni hanya dengan melakukan pemeriksaan darah. Darah dengan jumlah sekitar 3 mili kemudian dideteksi di laboratorium. Nantinya akan ditemukan hasil tentang asupan dan olahraga apa yang sesuai. Pemeriksaan ini dilakukan satu kali seumur hidup. Biayanya mencapai Rp7 juta. 
 
"Nutrigonemic adalah sebuah future of dietetic practice," tutupnya. 
 
Penulis : Eva Rianti
Editor : Rustam Agus
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro