Generasi Milenial Gencar Berburu Rumah Urban

Bisnis.com, JAKARTA--Geliat kaum urban milenial untuk membeli rumah murah kian gencar. Pembelian rumah tapak lebih banyak dipilih di pinggiran Jakarta.

Rentang harga yang dipilih generasi milenial sekitar Rp300 juta. Menurut data BPS dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan, generasi milenial adalah mereka yang lahir rentang tahun 1983 sampai dengan 2001, atau berusia 18-36 tahun pada 2019.

Pemilihan rumah tapak tersebut juga tentunya mempertimbangkan kondisi transportasi massal, seperti KRL, MRT dan LRT. Generasi milenial yang membeli rumah di pinggiran Jakarta dominan telah menikah dan memiliki anak.

Dessy A. Putri, Head of PR & Communication PT Hanson International Tbk. (MYRX) mengungkapkan, masyarakat kelompok milenial lebih menyukai hunian yang berada di sekitar trasportasi massal. Sebab, bila seseorang melakukan cicilan rumah, maka hal yang paling dipertimbangkan adalah biaya transportasi. Saat ini, daerah yang diminati kaum urban generasi milenial adalah Depok, Bogor, Tangerang, Maja, Karawang hingga Lebak Bulus.

"Harga yang kami tawarkan sekitar Rp300 juta. Mereka lebih memilih rumah di pinggir Jakarta, yang dekat dengan transportasi massal supaya hemat ongkos," ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (4/7/2019).

Dia menceritakan, profil generasi milenial yang membeli hunian perseroan di Maja, dominan bekerja sebagai pegawai swasta, pedagang di Tanah Abang hingga pekerja industri. Adapun rentang gaji yang dimiliki oleh pembeli paling sedikit sekitar Rp5 juta--Rp7 juta.

Menurutnya, masyarakat yang memiliki pendapatan Rp3 juta masih mengalami kesulitan untuk membeli dan mencicil rumah. Bila harga rumah Rp300 juta, maka pembeli harus menyediakan uang muka sebesar 15% dari total harga, dengan kata lain mencapai Rp45 juta.

Untuk generasi milenial yang masih memiliki pendapatan senilai Rp3 juta, dominan akan memilih kos ataupun tinggal bersama orang tua. Sebagai informasi, kini perseroan telah menjual 16.000 unit, dominan penjualan terjadi di Maja. Segmen pasar yang disasar Hanson di Maja adalah kalangan kelas menengah ke bawah.