Bisnis.com, JAKARTA - Polusi udara paling rentan menyerang anak, usia lanjut, perempuan, pekerja luar ruangan dan mereka yang sudah mempunyai penyakit paru atau jantung.
World Health Organization (WHO) menyatakan polusi udara terkait pada kejadian asma pada 14 persen anak usia 5-18 tahun. Selain itu terdapat 543.000 kematian anak usia < 5 tahun tiap tahun karena penyakit pernapasan berhubungan dengan polusi udara.
Polusi udara juga berhubungan dengan risiko ISPA, penurunan fungsi paru, risiko kanker pada anak, gangguan perkembangan mental dan motorik, serta gangguan kognitif pada anak maupun remaja.
Polusi udara harusnya menjadi perhatian serius semua pihak. Bukan saja pemerintah, masyarakat juga perlu melakukan upaya pencegahan agar polusi udara tidak makin mengancam kesehatan.
Dalam rangka menyambut hari kanker paru sedunia pada 1 Agustus 2019, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) memberikan beberapa anjuran dan saran sebagai upaya pencegahan dan penanganan polusi udara yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
Hal ini disampaikan ketua PDPI, dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto, di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Upaya pencegahan dan penanganan polusi udara pada masyarakat adalah sebagai berikut.
1. Berperan aktif mengurangi sumber polusi udara seperti beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal dan tidak membakar sampah sembarangan.
2. Kurangi pajanan polusi udara dengan mengurangi aktivitas di luar ruangan pada saat kualitas udara tidak sehat (air quality index > 150).
3. Hindari aktivitas fisik berat di luar ruangan pada saat kualitas udara tidak sehat (air quality index > 150), termasuk juga olah raga.
4. Apabila harus beraktivitas di luar ruangan, hindari kawasan atau area dengan kualitas udara yang tidak sehat dan berbahaya ((air quality index > 150).
5. Memantau kualitas udara secara real time sebelum melakukan aktivitas di luar rumah.
6. Gunakan masker atau respirator di luar ruangan untuk mengurangi masuknya partikel dalam saluran napas dan paru. Gunakan masker atau respirator yang memiliki kemampuan filtrasi maksimal, dan pastikan menggunakan masker dengan cara yang benar dan tepat.
7. Apabila berkendaraan mobil, tutup semua jendela mobil dan nyalakan AC dengan mode recirculate.
8. Apabila berada di daiam ruangan, jaga kualitas udara dalam ruangan tetap baik dengan tidak menambah polusi misalnya tidak merokok, tidak menyatakan lilin, ataupun sumber api lainnya dalam ruangan.
9. Penggunaan tanaman dalam ruangan yang mempunyai kemampuan air purifier atau peralatan air purifier disarankan untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan tetap baik.
10. Lakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti makan bergizi, istirahat cukup, cuci tangan, tidak merokok dan lainnya. Memperbanyak konsumsi sayur dan buah. buahan pada beberapa penelitian dilaparkan dapat mengurangi dampak polusi udara.
11. Mengenali gejala-gejala atau keluhan yang timbul sebagai dampak kesehatan akibat polusi udara. Pada orang dengan penyakit sebelumnya (penyakit jantung, asma, PPOK dan penyakit paru lainnya), mengenali tanda-tanda terjadinya perburukan atau serangan. Hal ini sebagai upaya deteksi dini sehingga pengobatan awal dapat segera dilakukan.
12. Segera ke dokter/pelayanan kesehatan terdekat apabila terjadi masalah kesehatan yang mengganggu.