Bisnis.com, BANTUL - Dinas Pariwisata Bantul optimistis kunjungan wisatawan mancanegara ke Bantul meningkat mulai tahun ini hingga ke depan. Pasalnya saat ini sudah ada moda transportasi khusus trayek Borobudur-Parangtritis. Moda transportasi yang disediakan Perum Damri tersebut sudah mulai beroperasi sejak Agustus lalu.
“Sejak Agustus sudah beroperasi [Damri trayek Borobudur-Parangtiris] tapi masih terbatas masih tahap ujicoba dan belum banyak penumpangnya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Hewru Prabowo, saat ditemui di Parasamya, Komplek Pemerintahan Kabupaten Bantul, Selasa (3/9/2019).
Kwintarto mengatakan adanya transportasi massal trayek Borobudur-Parangtritis merupakan arahan dari Kementerian Perhubungan dalam rangka mendukung pariwisata nasional yanng menargetkan 20 juta wisatawan dan DIY salah satu daerah yang diminta mendukung 10 persennya atau dua juta wisatawan mancanegara berkunjung.
Saat ini kunjungan wisatawan mancanegara ke Bantul masih sangat minim. Tahun ini sampai triwulan II turis asing yang berkunjung ke bumi Projotamansari sebanyak 2.264 orang. Jumlah tersebut terhitung dari obyek wisata dan desa wisata. Sementara tahun lalu jumlah wisatawan asing sebanyak 5.367 orang yang terdiri dari obyek wisata sebanyak 1.906 orang dan desa wisata 3.461 orang.
Kwintarto meyakini adanya trayek Borobudur-Parangtritis bisa menambah kunjungan wisatawan mancanegara. Sebab selama ini Borobudur menjadi simbol wissta dunia yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.
Sementara Parangtritis juga menjadi salah satu objek wisata priimadona di DIY. Setiap tahun Parangtritis menjadi juara kunjungan wisatawan terbanyak di DIY, kemudian disusul kawasan Mangunan Dlingo, lalu objek wisata Tebing Breksi di Sleman. “Ini menjadi momen Bantul untuk menyongsong kunjungan wisatawan asing,” kata Kwintarto.
Namun demikian, dalam diskusi dengan pihak penyelenggara transportasi tersebut pihaknya mengusulkan agar bus trayek Borobudur-Parangtritis juga bisa melewati beberapa objek wisata, seperti Mangunan, “Kami mengusulkan agar lewat Mangunan,” kata Kwintarto.
Belum Maksimal
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapto Raharjo, membenarkan sudah ada bus Damri jurusan borobudur ke sejumlah objek wisata di DIY yang sudah dimulai sejak pertengahan Agustus. Menurut dia, trayek tersebut merupakan program Kementerian pariwisata untuk mendukung kawasan perioritas wisata Borobudur. Selain DIY, kawasan perioritas kawasan Borobudur adalah Solo dan Semarang.
Dalam mendukung perioritas kawasan Borobudur tersebut dibuat transportasi dengan trayek Borobudur ke beberapa objek wisata di DIY dan sebaliknya, di antaranya, Borobudur-Prambanan, Borobudur-Bandara Adisucipto, Borobudur-Parangtritis, dan Borobudur-Malioboro. Keempat lokasi itu tersebut selama ini menjadi ikon di DIY.
Namun demikian, program tersebut belum maksimal sehingga pihaknya meminta agar ditinjau ulang, “Kami sudah buat surat ke Kementerian Perhubungan agar trayek Borobudur ke objek wisata tidak langsung, tapi bisa transit di beberapa tempat. Misalnya bisa transit di Muntilan, Tempel, Jombor, atau Terminal Palbapang Bantul,” kata Sigit, melalui sambungan telepon.
Sigit mengatakan jika trayek Borobudur ke objek wisata di DIY bisa transit di beberapa tempat dapat membawa banyak penumpang sehingga muatan bus juga lebih efesien, tidak hanya membawa satu atau dua penumpang. Tarif yang diberlakukan juga tidak hanya tarif jauh namun juga ada tarif jarang pendek. “Kalau dari Borobudur ke Parangtritis hanya bawa dua penumpang dan pulangnya kosong kan percuma hanya menambah keruwetan nanti,” ungkap Sigit.