Film animasi Jepang One Piece: Stampede/Dok.Toei Animation
Entertainment

Review Film: One Piece Stampede

Rayful Mudassir
Sabtu, 21 September 2019 - 18:49
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Eiichiro Oda belum habis mengeksplorasi anime ciptaannya, One Piece. Terbaru, dia menelurkan film berjudul Stampede untuk mengisahkan petualangan Luffy bersama seluruh rekan bajak lautnya.

One Piece Stampede terasa cukup spesial. Bahkan boleh dibilang lebih istimewa dibandingkan dengan film sebelumnya seperti One Piece Gold pada 2016, One Piece Z (2012) hingga Stronge World yang dirilis akhir 2009.

Stampede bermula saat Luffy dan seluruh nakama; Nami, Sanji, Zoro, Chopper, Brook, Franky, Robin dan Usopp berpartisipasi dalam sebuah festival bajak laut. Mereka memperebutkan harta Raja Bajak Laut, Gold D Roger.

Festval ini digelar oleh Master Festival, Buena Festa. Gelaran itu turut mengundang perhatian sejumlah bajak laut bintang berharga lebih dari 100 juta berry. Namun ternyata Buena Festa memiliki niat jahat saat menggelar kompetisi ini.

Untuk melancarkan rencananya, dia merekrut mantan anggota Gold D Roger, Bullet Douglas. Dia merupakan mantan musuh sekaligus pesaing terdekat Roger untuk menjadi bajak laut terkuat di dunia.

Setelah kepergian Roger karena dieksekusi oleh pasukan Marine di Logue Town, Bullet Douglas kehilangan arah. Usai keluar dari penjara Impel Down, dia kemudian berambisi menjadi orang terkuat dengan mengalahkan seluruh bajak laut di muka bumi.

Harta Roger yang diperebutkan para bajak laut juga bukan sembarangan. Pemenang akan langsung mengetahui letak One Piece yang dijanjikan Roger sebelum kematiannya.

Kompetisi ini mengundang perhatian para pajak laut hebat. Mulai dari bajak laut generasi terburuk, sichibukai kenamaan, admiral kawakan hingga pasukan revolusi bentukan Dragon.

Seluruh bajak laut era generasi terburuk hadir. Sebut saja Monkey D Luffy, Trafalgar D. Water Law, Eutass Kid, Basil Hawkins, Capone Bege, X Drake, Scratchmen, Killer, Jewelry Bonney hingga Uroge. Mereka semua hadir dalam film ini.

Sementara itu, Sabo dari pasukan revolusi; Boa Hancock, Dracule Mihawk dan Buggy dari kelompok Sichibukai; Borsalino alias Kizaru serta Issho alias Fujitora sebagai Admiral dari Pasukan Marine hingga Smoker dan Tashigi yang paling gigih mengejar bajak laut andal.

LEBIH BAIK

Dari banyak bintang yang dimunculkan, wajar jika ada anggapan Stampede lebih baik dibandingkan dengan film sebelumnya. Beberapa film seperti Strong World, Z dan Gold hanya menampilkan Bajak Laut Topi Jerami dengan musuh utama. Namun kali ini sama sekali berbeda.

Sutradara Takashi Otsuka nampaknya berhasil menyajikan ide cerita yang ditulis oleh Oda dengan cukup baik. Dia mampu menampilkan beberapa detail dari One Piece, seperti karakter ketakutan Usopp saat bertarung hingga Zoro yang selalu terserat.

Ditampilkan juga bagaimana kekaguman Boa Hancock saat melihat Luffy beraksi dan aksi kocak bajak laut cameo seperti Foxy, Bartolomeo, Cavendish yang muncul beberapa kali. Para bintang One Piece ini cukup menghibur penonton selama pemutaran 101 menit.

Beberapa komedi yang ditampilkan tidak serta merta melupakan kisah utama dari film ini. Ketegangan cukup terasa saat para bintang mengalahkan musuh utama.

Pun begitu, film ini tetap memiliki beberapa catatan. Perpindahan gambar tergolong cukup cepat di awal pemutaran film. Apalagi saat pertarungan awal antarbajak laut. Ini sedikit mengganggu mata saat menatap layar.

Selain itu, Stampede rasanya kurang cocok bagi penonton yang tidak pernah mengikuti serial One Piece. Pasalnya ada beberapa istilah dan kebiasaan yang tidak dijelaskan di dalam film, namun mudah ditangkap oleh penggemar.

Akan tetapi catatan itu agaknya tertutupi oleh cerita keseluruhan yang tergolong sangat baik, bahkan cukup layak ditonton. Tak ayal menariknya film ini ikut memikat jutaan penonton baik di Jepang maupun negara lain termasuk Indonesia.

Sambutan positif ini dapat dilihat dari pekan pembukannya di Jepang. One Piece Stampede berhasil memikat 1.254.327 penonton pada pekan perdana di Jepang mulai Jumat - Senin. Jumlah tiket terjual itu membuat Stampede langsung meraup pendapatan kotor sekitar US$15,65 juta atau sekira Rp218,9 miliar.

Jumlah itu lebih banyak 8,4 persen pendapatan kotor dan penjualan tiket naik 15,3 persen dibandingkan One Piece Gold beberapa tahun lalu. Bahkan pada hari pembuka, Stampede disaksikan oleh 356.052 pasang mata pada 429 layar di 352 bioskop di Jepang.

Catatan itu menempatkan One Piece Stampede sebagai film dengan rekor kehadiran terbesar peringkat pertama Box Office Jepang sepanjang 2019. Nilai ini juga dibarengi dengan penilaian para kritikus film. Situs IMDb bahkan memberi nilai 8,8 dari 10 untuk film ini.

Kualitas cerita dan sambutan hangat penonton menempatkan Stampede meraup pendapatan kotor seluruh dunia sekitar Rp47,5 juta dolar atau sekitar Rp665 miliar hingga saat ini dan akan terus bertambah.

Kolaborasi Takashi Otsuka dan Eiichiro Oda sukses membawa Stampede pada posisi puncak dari seluruh film One Piece yang lahir lebih dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro