Bisnis.com, JAKARTA - Anak berusia 1-4 tahun bisa mengalami tantrum, meluapkan emosi dengan cara berguling-guling, melempar barang dan menangis kencang.
Jangan langsung emosi ketika anak mengamuk, ada beberapa cara untuk menghadapinya.
Dokter Merry Dame Cristy Pane dari Alodokter dalam siaran pers, Sabtu (2/9/2019), mengemukakan empat cara menghentikan tantrum pada anak.
"Tantrum pada anak tidak boleh dibiarkan terus-menerus, bisa jadi kebiasaan buruk dan memengaruhi perkembangannya nanti," kata dia.
Pertama, orangtua harus tetap tenang.
Ketika anak tantrum, bersikaplah tenang dan jangan terpancing untuk ikut berteriak dan memaksa anak berhenti mengamuk. Ketika orangtua tenang, anak bisa lebih muda diatasi.
Ajaklah buah hati ke tempat yang lebih sepi dan tenang agar emosinya lebih mereda.
Kedua, cari tahu apa penyebab tantrum.
Ada banyak penyebab tantrum pada anak, bisa jadi dia merasa lapar, mengantuk atau ada keinginan tak terpenuhi yang sulit diungkapkan, apalagi ketika anak belum bisa bicara untuk mengekspresikan keinginan.
Bila itu kasus yang dihadapi, tanyakan langsung pada anak dan apa yang ia rasakan. Saat penyebabnya diketahui, orangtua akan lebih mudah mengatasinya.
Ketiga, alihkan perhatian anak.
Anak-anak mudah melupakan sesuatu dan tertarik pada hal baru, manfaatkan ini ketika anak sedang mengamuk. Contoh cara mengalihkannya adalah dengan memberikan mainan yang sudah lama tidak dimainkan sampai menawarkan camilan kesukaan anak.
Keempat, jangan main tangan.
Ketika anak sedang tantrum, jaga emosi agar tidak memukul atau mencubitnya. Sebaliknya, peluk dan ciumlah anak agar emosinya meredam. Peluk dan cium bisa menenangkan dan juga menunjukkan orangtua betul-betul peduli dan menyayangi mereka.
Namun, bila tantrum pada anak terlalu sering atau ekstrem sampai menyakiti diri sendiri dan orang lain, segera berkonsultasi pada dokter anak untuk berdiskusi dan mencari penanganan tepat.