Ilustrasi-Minuman untuk ibu hamil. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi kafein bisa berdampak pada kondisi hati bayi/Istimewa
Health

Konsumsi Kafein Berlebih Saat Hamil, Hati Bayi Bisa Begini

Reni Lestari
Selasa, 26 November 2019 - 12:33
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Endocrinology, mengonsumsi terlalu banyak kafein selama kehamilan dapat mengganggu perkembangan hati bayi dan meningkatkan risiko penyakit hati di masa dewasa.

Penelitian tersebut melibatkan tikus hamil yang diberi kafein. Hasilnya, tikus itu memiliki keturunan dengan berat lahir rendah, perubahan tingkat hormon pertumbuhan dan stres, serta gangguan perkembangan hati. Temuan penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein setara dengan 2 hingga 3 cangkir kopi dapat mengubah stres dan tingkat hormon pertumbuhan dan meningkatkan risiko penyakit hati di masa dewasa.

Studi sebelumnya telah mengindikasikan bahwa asupan kafein prenatal 300 mg per hari atau lebih pada wanita, yang kira-kira 2 sampai 3 cangkir kopi per hari, dapat menghasilkan bobot lahir yang lebih rendah. Penelitian lebih lanjut pada hewan menunjukkan bahwa konsumsi kafein prenatal mungkin memiliki efek jangka panjang yang lebih merusak pada perkembangan hati. Terjadi peningkatan kerentanan terhadap penyakit hati berlemak non-alkohol, suatu kondisi melemahkan yang biasanya terkait dengan obesitas dan diabetes.

Namun, hubungan mendasar antara paparan kafein prenatal dan gangguan perkembangan hati masih kurang dipahami. Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kafein memediasi efek ini dapat membantu mencegah masalah kesehatan ini pada orang di masa depan.

Dalam studi ini, Hui Wang dan rekan-rekannya di Universitas Wuhan di China, menyelidiki efek rendah (setara dengan 2-3 cangkir kopi) dan dosis tinggi (setara dengan 6-9 cangkir kopi) kafein, yang diberikan kepada tikus hamil, pada fungsi hati dan kadar hormon keturunan mereka.

Keturunan yang terpapar kafein prenatal memiliki kadar hormon hati lebih rendah, faktor pertumbuhan seperti insulin (IGF-1), dan kadar hormon stres yang lebih tinggi, dan kortikosteroid saat lahir. Namun, perkembangan hati setelah lahir menunjukkan fase normal, ditandai dengan peningkatan kadar IGF-1, yang penting untuk pertumbuhan.

"Hasil kami menunjukkan bahwa kafein prenatal menyebabkan aktivitas hormon stres berlebihan pada ibu, yang menghambat aktivitas IGF-1 untuk perkembangan hati sebelum kelahiran," ujar Yinxian Wen, co-author studi, seperti dilansir Science Daily, Selasa (26/11/2019).

Namun, mekanisme kompensasi terjadi setelah lahir hingga mempercepat pertumbuhan dan mengembalikan fungsi hati yang normal, ketika aktivitas IGF-1 meningkat dan pensinyalan hormon stres berkurang. Peningkatan risiko penyakit hati berlemak yang disebabkan paparan kafein prenatal kemungkinan besar merupakan konsekuensi dari peningkatan aktivitas IGF-1 pascakelahiran yang kompensatif ini.

Temuan ini tidak hanya mengkonfirmasi bahwa paparan kafein prenatal menyebabkan berat badan lahir lebih rendah dan gangguan perkembangan hati sebelum kelahiran, tetapi juga memperluas pemahaman saat ini tentang perubahan hormon yang mendasari perubahan ini. Temuan juga menyarankan mekanisme potensial untuk peningkatan risiko penyakit hati di masa depan. Namun, temuan atas hewan ini perlu dikonfirmasi pada manusia.

"Riset kami menunjukkan bahwa kafein prenatal tidak baik untuk bayi dan meskipun temuan ini masih perlu dikonfirmasi pada orang, saya akan merekomendasikan agar wanita menghindari kafein selama kehamilan," ujarnya.

Penulis : Reni Lestari
Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro