Seorang peneliti bekerja di laboratorium pusat pencegahan dan pengendalian penyakit di Nanyang, Provinsi Henan, China tengah, pada 4 Februari 2020./Antara-Xinhua
Health

Update Virus Corona 19 Februari: 2.007 Orang Meninggal, 14.442 Pasien Sembuh

Renat Sofie Andriani
Rabu, 19 Februari 2020 - 07:17
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Angka kematian akibat wabah virus corona (Covid-19) terus menanjak mencapai sedikitnya 2.000 korban jiwa secara total.

Dikutip dari www.worldometers.info, korban jiwa di China tercatat 2.002 orang hingga Selasa (18/2/2020) malam waktu GMT atau Rabu (19/2/2020) pagi WIB. Angka ini bertambah sebanyak 134 orang dari satu hari sebelumnya.

Sementara itu, kematian di luar China terjadi di Taiwan, Prancis, Jepang, Filipina, dan Hong Kong, masing-masing sebanyak 1 orang. Dengan demikian, wabah virus ini telah merenggut total 2.007 nyawa.

Adapun jumlah yang dipastikan terinfeksi virus corona di China hingga Selasa (18/2/2020) bertambah 1.699 menjadi 74.135 orang.

Virus corona juga telah menjalar ke 28 negara lainnya di Asia dan Eropa. Menyusul China berturut-turut adalah Singapura, Jepang, dan Hong Kong yang mencatatkan 81, 74, dan 62 kasus.

Selain berdampak pada wilayah teritori negara lain, virus corona juga diketahui menjalar di kapal pesiar Diamond Princess yang tengah dikarantina di perairan lepas Jepang. Hingga Selasa (18/2/2020), kasus terinfeksi bertambah 88 menjadi 542 orang.

Sementara itu, dari total 75.134 kasus terjangkiti virus corona di seluruh dunia, sebanyak 14.442 pasien telah dinyatakan sembuh.

Di Provinsi Hubei sendiri, jantung wabah virus ini, terdapat 132 kematian baru dan 1.693 kasus baru virus corona sehingga menjadikan total kasus di provinsi ini sebesar 61.682, menurut komisi kesehatan setempat.

Meski demikian, Hubei terus melaporkan jumlah kasus baru yang lebih rendah setiap harinya. Angka tersebut adalah jumlah kasus baru terendah sejak China mengumumkan perubahan dalam metode pendeteksi infeksi pekan lalu.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), karantina ketat yang diberlakukan di China kemungkinan memberi waktu bagi dunia untuk bersiap menghadapi virus ini, seperti dikutip Bloomberg.

Otoritas Hubei menyatakan akan memeriksakan pembelian obat demam dan batuk dalam beberapa waktu terakhir untuk mengetahui data pasien terinfeksi yang tak teridentifikasi.

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro