Bisnis.com, JAKARTA - Dekan Fakultas Kedokteran UI Ari Fahrial Syam menyebutkan mereka yang memiliki riwayat penyakit GERD atau asam lambung naik bisa disembuhkan.
Menurutnya, prinsip utama mengobati pasien GERD adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi. Tatalaksana penyakit GERD berupa tatalaksana non obat/perubahan gaya hidup dan tatalaksana obat-obatan. Tatalaksana non obat yaitu perubahan gaya hidup.
Beberapa data penelitian menunjukkan bahwa pada pasien yang memang sudah mengalami GERD jika mengkonsumsi daging yang berlebih dan langsung tidur akan menyebabkan timbulnya panas di dada pada 4 dari 5 kasus GERD.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tatalaksana non obat, pasien GERD antara lain:
1. Menghindari konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, tetap mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
2. Jangan tidur dalam waktu 2 jam setelah makan. Langsung tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung termasuk asam lambung akan berbalik arah kembali ke kerongkongan.
3. Hindari makanan yang terlalu asam dan pedas.
4. Hindari minum kopi, alkohol atau minuman bersoda yang akan memperburuk timbulnya GERD tersebut.
5. Hindari makanan yang mengandung coklat dan keju.
6. Menghindari stress
7. Mengontrol berat badan sampai mencapai berat badan ideal
Pemakaian obat
Sementara itu, obat yang diberikan terutama obat-obat yang memproduksi asam lambung atau dikenal sebagai anti sekresi asam lambung.
Obat-obat kelompok ini terdiri dari 2 kelompok obat yaitu penghambat reseptor H2 (antagonist H2 reseptor) antara lain ranitidin, famotidin, nizatidin atau simetidin. Kelompok kedua yang termasuk obat anti asam yang kuat yaitu penghambat pompa proton seperti omeprazol,lansoprazol, rabeprazol,esomeprazol atau pantoprazol.
Antasida obat penetral asam yang banyak dijual bebas digunakan untuk mengurangi gejala akibat GERD tersebut.